https://www.brilio.net/selebritis/6-artis-ini-memiliki-saham-di-berbagai-perusahaan-bergengsi-160830r.html
6 Artis ini memiliki saham di berbagai perusahaan bergengsi
Sabar Artiyono 30 Agustus 2016 20:05
Brilio.net - Menggeluti industri hiburan memang tidak selamanya bisa berjaya. Bahkan, ladang uang ini mampu membuat seorang selebriti terperosok sangat dalam. Itulah sebabnya investasi bagi sebagian artis sangat penting. Setidaknya untuk berjaga-jaga di hari tua nanti. Tapi tidak menutup kemungkingan juga untuk menambah pundi-pundi uang mereka.
Nah, kamu tahu deretan artis yang melakukan berinvestasi dengan menanam saham? Berikut 6 artis yang berinvetasi dengan saham sebagaimana dihimpun oleh brilio.net dari berbagai sumber, Selasa (30/8):
1. Raisa Andriana.
Pelantun 'Serba Salah' ini sudah terdaftar sebagai nasabah di PT. Mandiri Sekuritas untuk investasi saham.
2. One Direction.
Para personel grup musik ini dikabarkan memiliki saham dari management 5 Seconds Of Summer.
3. Citra Kharisma.
Pemain sinetron ini disebut telah membeli saham induk dari ANTV senilai Rp 138 juta.
4. Piyu.
Gitaris ini juga dikabarkan beberapa kali membeli saham dari berbagai perusahaan, seperti Hanson International dan Sugih Energy.
5. Tina Toon.
Mantan penyanyi cilik ini juga berinvestasi di VIVA.
6. Agnez Mo.
Pacar pebasket Wijaya Saputra ini juga diberitakan investasi saham di perusahaan smartphone, Ninetology.
https://finance.detik.com/sosok/2746779/cerita-piyu-padi-pernah-borong-saham-bumi
Rabu 12 Nov 2014, 20:43 WIB
Cerita Piyu Padi Pernah Borong Saham BUMI
detikFinance
Jakarta - Piyu, Gitaris Grup Band Padi merupakan salah satu selebritis yang aktif berinvestasi di pasar modal. Di tahun 2008, saat krisis ekonomi melanda Indonesia, Piyu memberanikan diri masuk ke pasar modal.
Saham yang dilirik PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang saat itu tengah anjlok harganya hingga Rp 775 per saham. Pemilik nama asli Satriyo Yudi Wahono itu menyebutkan, dirinya menggelontorkan uang sebesar Rp 175 juta untuk membeli saham BUMI.
"Saya cuma modal Rp 175 juta, saya masuk beli sahamnya BUMI sedang jatuh-jatuhnya dari harga Rp 775 per saham," ujar pria kelahiran Surabaya 15 Juli 1973 di acara Gerakan Cinta Pasar Modal, di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (12/11/2014).
Piyu pun terus menggeluti investasinya di pasar saham hingga mengalami keuntungan. Keuntunganya mencapai 3 kali lipat atau 200%.
"Saya ikutin terus naik 2008-2009, dari harga Rp 775 per saham naik jadi Rp 2.475, itu sudah naik berapa ratus persennya kan? Terus saya mendapatkan keuntungan, dan saya mulai transaksi saham terus," terangnya.
Tak puas hanya punya saham BUMI, Piyu pun menjajal peruntungan berinvestasi di saham lain yaitu PT Bank Jabar Banten Tbk (BJBR).
"Saya sudah nggak punya saham BUMI, sejak 2010-2011 saya lepas semuanya. Habis itu baru saya mulai saya jual, dan coba yang lain, saya masuk BJBR, ya terus maen-maen sampai sekarang," ucapnya
Selain itu, Piyu juga mulai mengoleksi saham-saham lain seperti Waskita Karya, Adhi, WTON, Antam, dan Astra.
"Saya trading yang aktif, jadi kecuali Pilpres kemrin saya jadi investor saja, saya diam, saya waktu itu masukin di Antam, sampai sekarang. Sebagian ada yang saya trade dan sebagian ada yang saya invest saja," jelas dia.
Perjalanan investasi Piyu tak selalu berjalan mulus, dirinya juga pernah rugi saat menjajal investasi di saham PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO).
"Sekarang nggak lebih dari 10 saham, sekarang cuma ada Waskita, Astra, Wika Beton, Antam, dan lainnya, yang lama-lama masih nyangkut juga ada, kayak GTBO, terus ada dua yang nyangkut PT Ancora Indonesia Resources Tbk," katanya.
Piyu menyebutkan, dirinya mencoba disiplin dalam berinvestasi. Paling tidak, dia menanamkan uangnya di pasar saham sekitar Rp 60 juta-Rp 70 juta per bulan.
"Kalau keuntungan itu saya sudah patok, jadi itu transaksi saham, misal saya trading hari ini untuk Rp 10 juta, Rp 12 juta, dikit-dikit saja, nanti sebulan kan kita tahu keuntungannya berapa kan? Itu untuk kehidupan saya, bukan untuk gambling, saya benar pikirkan bagaimana bisa dapat keuntungan," imbuhnya.
Sebelum berinvestasi langsung di saham, Piyu memulai investasinya di instrumen reksa dana, ia memulainya di tahun 2003.
"Dari tahun 2008, kebetulan waktu itu sedang ada krisis ekonomi termasuk Indonesia juga, ini krisis ekonomi kedua setelah tahun 1998, pada saat bersamaan itu, saya lagi berinvestasi di sebuah reksa dana luar (asing), saat saya baru masuk itu saya minus terus, akhirnya sisa 30%. 2008, saya masuk ke saham, jadi semenjak itu saya sudah nggak pakai reksa dana yang asing itu. Saya masuk reksa dana itu 2003, sudah mulai," jelas dia.
Berinvestasi di reksa dana bukan langsung untung, Piyu justru mengalami kerugian.
"Saya masuk reksa dana asing saya kehilangan US$ 80 ribu pada tahun itu ya, tinggal 30 persennya, jadi sekitar US$ 2.400, habis itu stop," kata dia.
Yang paling penting, kata dia, sebelum berinvestasi di instrumen apa pun kita harus paham betul produk yang akan kita investasikan. "Kita harus tahu, paham betul, saham apa yang kita pilih, dan tahu betul kapan kita masuk dan keluar, intinya itu saja," pungkasnya.
(drk/hen)
https://finance.detik.com/sosok/d-2739956/wah-ternyata-raisa-juga-berinvestasi-saham
Rabu 05 Nov 2014, 16:56 WIB
Wah, Ternyata Raisa Juga Berinvestasi Saham
- detikFinance
Jakarta - Penyanyi dalam negeri Raisa Andriana ternyata punya investasi berbentuk saham di pasar modal. Raisa menjadi nasabah ke-33.333 di PT Mandiri Sekuritas.
Sebagai investor baru, Raisa mengungkapkan alasannya berinvestasi di pasar modal. Menurutnya, investasi harus dimulai selagi muda.
"Usia muda adalah masa terbaik untuk mulai berinvestasi dan menata tujuan-tujuan kita di masa depan. Dengan berinvestasi di pasar modal, saya dapat mengukur potensi keuntungan dan risiko sehingga dapat mendapatkan return yang maksimal," kata Raisa dalam keterangan tertulis, Rabu (5/11/2014).
Selain Raisa, penyanyi dalam negeri yang juga berinvestasi di pasar modal adalah Giring, vokalis Nidji. Bahkan Giring sempat punya pikiran untuk menjual saham Nidji di pasar modal.
Dalam tiga tahun terakhir anak usaha PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) itu mencatatkan pertumbuhan nasabah yang signifikan dengan pertumbuhan rata-rata 65% per tahun. Pertumbuhan ini didukung dengan kehadiran layanan Mandiri Sekuritas Online Trading (MOST) sejak 3 tahun yang lalu.
Direktur Utama Mandiri Sekuritas Abiprayadi Riyanto mengatakan, saat ini persepsi dan kepercayaan masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal terus meningkat.
"Guna mengakomodasi kebutuhan dan karakter investasi masyarakat yang berbeda-beda, Mandiri Sekuritas menyediakan layanan investasi yang komprehensif, aman dan andal," jelasnya.
Guna memudahkan investor berinvestasi Mandiri Sekuritas menyediakan aplikasi MOST yang diluncurkan sejak 3 tahun lalu. Bagi investor yang memiliki mobilitas tinggi, MOST juga tersedia dalam berbagai aplikasi mobile yang dapat diakses melalui komputer tablet serta smartphone yang menggunakan platform iOS, Android, dan BlackBerry.
Tingginya minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal tercermin dari nilai transaksi saham yang diperdagangkan melalui Mandiri Sekuritas sebesar Rp 110,73 triliun hingga Oktober 2014. Nilai transaksi tersebut menempatkan Mandiri Sekuritas sebagai broker lokal teraktif di pasar saham Indonesia dengan pangsa pasar 4,5%.
Perusahaan juga terus berekspansi untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas dengan membuka 30 kantor cabang di sentra-sentra ekonomi Indonesia, termasuk 1 kantor cabang di Singapura. Pembukaan kantor cabang di Singapura menjadikan Mandiri Sekuritas sebagai satu-satunya sekuritas yang memiliki jalur distribusi regional.