Sunday, August 23, 2015

Tarman si pendiam

ini hanya cerita fiktif belaka... 

Tarman adalah seorang pendiam di lingkungannya. Suatu ketika ada kasus korupsi yang melibatkain tango, banker bank pembangunan daerah. Dia menggunakan uang tabungan nasabah untuk membeli SPBU milik saudara dengan harga miring. Sebelum transaksi tango sudah bernego dengan bank cepek supaya mau memberikan kredit usaha, untuk refinancing pom bensin miliknya yang akan digunakan untuk bisnis jual beli oli.
Sebelum transaksi tango membuat rekening dengan menggunakan KTP palsu mirip tarman di bank cepek, akhirnya Tango berhasil mentransfer uang nasabahnya ke rekening  palsu. Uang di cairkan kemudian langsung di setor tunai ke rekening saudar yang jual pom bensin. Sesaat kemudian pom bensin langsung dijadikan jaminan dan Tango dapat hutang untuk nutup uang nasabah yang dia gunakan untuk membeli pom bensin.
Konsekuensinya tango harus nyicil hutang ke bank cepek, namun pom bensin cukup laris, sehingga Tango tinggal menyisihkan pendapatan dari pom bensin untuk nyicil hutang.
Namun apes, nasabah tango tahu dan melapor tango ke kepolisian. Tango menggunakan alibi Tarman si pendiam yang nrima uangnya. Namun orangnya kurang waras, sering kehilangan kesadarannya lebih baik diwakilkan saja oleh tucker, yang masih saudara dengan tarman.
Tucker mengumpulkan bukti bukti “ketidak warasan tarman” dengan social media, surat pernyataan dan beberpa testimoni dari teman sekolah tarman. Hal tersebut terjadi tanpa diketahui Tarman.
Akhirnya tango berhasil menyelamatkan investasinya karena tarman sudah terbukti yang menerima uangnya, namun karena kurang waras, ybs lupa entah kemana uang itu sekarang. Tango meyakinkan jika yang penting uang nasabah tidak berkurang ‘sepeserpun’.
Tango inisiatif manawarkan “ketidak warasan “ tarman ke teman temannya yang kena masalah. Dengan menggunakan data surat pernyataan dan trik social media yang dia miliki. Akhirnya teman tango yang kena masalah menggunakan Tarman yang sakit mental terlibat dalam berbagai kasus…



   

No comments:

Post a Comment