Sesat karena Menyimpang dari Prinsip Islam
http://news.okezone.com/read/2007/11/05/62/58622/sesat-karena-menyimpang-dari-prinsip-islam
Maraknya ajaran yang disinyalir sesat dan menyimpang sudah cukup meresahkan warga. Mulai dari prilaku pengikut yang menjadi aneh, hingga menghilangnya sejumlah korban dari pelukan keluarga dan tidak diketahui keberadaannya.
Mengapa mereka dinilai sesat? Apa motivasi mereka dalam menyebarkan ajaran tersebut? Simak wawancara okezone bersama Ketua Tim Investigasi Aliran Sesat? (TIAS) yang juga Sekjen Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI), Heddi Muhammad berikut ini:
Bagaimana Anda menyikapi maraknya ajaran sesat saat ini?
TIAS memang merupakan satu tim yang dibentuk untuk mencari data dan fakta, sejauh kemampuan yang ada, berusaha menyuguhkan kepada publik. Hal-hal yang mungkin bisa membantu penyelesaian persoalan seperti ini. Juga dibangun koordinasi dengan berbagai pihak terkait.
Sejauh pengamatan TIAS, ada berapa ajaran atau aliran yang dinilai sesat di Indonesia?
Kami tidak pernah menginventarisir. Tapi Pakem sudah memberikan kesimpulan, bahwa selama tahun 1980 hingga 2005 saja ada sebanyak 250 aliran sesat dan 50 di antaranya berada di Jawa barat.
Dari sekian aliran tersebut, apa saja di antaranya?
Inkar Sunnah, Islam Jamaah, Islam Murni, dan saat ini seperti Alquran Suci, Alqiyadah Alislamiyah dan sebagainya.
Apa yang dinilai sesat dari ajaran mereka?
Islam memang memberikan toleransi dalam bentuk perbedaan dalam hal yang tidak prinsipil. Kalau sudah bicara prinsip, seperti ada nabi lagi setelah Nabi Muhammad, mengubah Syahadat, menganggap salat tidak wajib, itu prinsip dan tidak bisa diganti. yang mengganti itu sesat.
Apa motivasi mereka dalam menyebarkan ajaran sesat?
Kalau kita tinjau dari segi religius, mereka mencari solusi tentang persoalan hidup, dengan cara yang alternatif menurut mereka, seperti surga instan, penghapusan dosa instan. Dari segi lain juga ada yang bertujuan mengumpulkan dana. Belum lagi tinjauan dari segi politik. Ada apa dibalik semua ini. Tergantung kita melihatnya.
Siapa saja target mereka?
Umumnya orang-orang yang pemahaman agamanya kurang atau usia muda yang sedang mencari figur, serta perhatian khusus, karena dalam penyebarannya ada beberapa titik kelebihan di antaranya persuasif.
Apa yang didapat TIAS dari hasil investigasi?
Untuk Alquran Suci, ternyata kami menemukan nama baru yaitu Al Haq. Oleh karena itu kami mengubah persepsi tentang ajaran ini, yang tadinya kecil menjadi besar, karena kami menemukan korban ajaran Al Haq di Pekanbaru dan di Jakarta. Kita juga sedang fokus lapangan di Jakarta. Untuk menelusuri lebih jauh dan ada kasus yang harus kita tangani.
Pesan kepada masyarakat agar tidak terjebak dengan aliran sesat?
Satu, kita perlu memperluas wawasan tentang Islam. Tidak perlu jadi ahli, tapi cukup dengan hal yang prinsipilnya. Agar kita tetap berpegang pada Alquran dan Assunah. Kita juga berharap kepada aparat, untuk tidak hanya reaktif, karena ada undang-undang nomor 1 PNPS Tahun 1965. Disitu jelas kalau pemerintah harus mengantisipasi aliran sesat. Itu resmi Undang-undang.
Apakah Anda menilai, kinerja pemerintah sudah maksimal dalam menyikapi permasalahan ini?
TIAS tidak memiliki kapasitas untuk menilai, tapi sejumlah orangtua korban bahkan menyampaikan di media, mereka agak kecewa dengan kinerja yang dinilai lamban. Tapi ini pernyataan orangtua korban ya, bukan TIAS.
Anda yakin bisa mengungkap sejumlah aliran sesat?
Untuk Alquran Suci, kami akan terus bekerja dan tidak bisa menjanjikan apa-apa. Semoga Allah menolong. Kami juga minta doanya dari masyarakat