Thursday, July 28, 2016

PERAMPOKAN ATM BCA

Selasa, 17 Mei 2011 - 15:45 wib
Spesialis Pembobol ATM BCA Diringkus
Ilustrasi ATM BCA (Foto: Dok Okezone)
Ilustrasi ATM BCA (Foto: Dok Okezone)


JAKARTA - Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya menangkap dua orang mantan karyawan vendor pengisian uang PT Armarindo, Agus Santoso, dan Aditya Bawono. Keduanya merupakan spesialis pelaku pembobolan ATM BCA di Jakarta dan Solo.

Kepala Sub Dit Tanah dan Bangunan, Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya, AKBP Herry Heryawan mengatakan, PT Armarindo merupakan perusahaan jasa pengisian uang ke ATM BCA, Agus dan Aditya pernah bekerja di perusahaan tersebut sebagai karyawan bagian pengisian uang.

Karena sudah mengetahui seluk beluk mesin ATM, pengetahuan tersebut ternyata dimanfaakan keduanya untuk melakukan tindak kriminal. Pelaku tidak hanya beraksi di Jakarta, beberapa ATM yang pernah dibobol di antaranya berada di Solo.

"Modusnya pelaku mengambil uang seperti biasa namun pada saat uang keluar, mesin ATM dimatikan dengan cara merusak bagian cashing agar tombol power tersentuh," tegas Herry kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (17/5/2011).

Keduanya ditangkap di Perumahan Asabri Magetan, Jawa Timur. Herry mengatakan awalnya polisi mendapatkan laporan bahwa pelaku pembobolan ATM yang terjadi di Cilandak Town Square sedang berada di daerah Perumahan Asabri, kemudian polisi menelusuri kabar tersebut. Pada 15 Mei 2011, sekira pukul 10.00 WIB polisi berhasil menangkap Agus Santoso.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, Agus mengakui pernah melakukan pembobolan ATM BCA Mangga Dua Mall, ATM BCA Stasiun Gambir bersama Aditya dan Imam Suadji. Imam saat ini ditetapkan sebagai DPO. Selanjutnya pada 15 Mei 2011 sekira pukul 15.30 WIB polisi menagkap Aditya di Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur.

"Dari hasil pemeriksaan tersangka pernah melakukan kejahatan sebanyak lima kali, masing-masing didaerah ATM BCA Mangga Dua Mall, ATM BCA Carrefour Pabelan, ATM BCA Stasiun Gambir, ATM BCA Villa Mas Melati, ATM BCA Stasiun Banyumanik," terang Herry.

Berdasarkan laporan PT Bank Central Asia didapati kerugian sebesar Rp 57 juta. Herry menambahkan tertangkapnya pelaku tidak lepas dari peran kamera CCTV yang terpasang diatas mesin ATM, aksi kejahatan Agus yang saat itu memakai topi terekam kamera CCTV ATM BCA Stasiun Gambir. "Pada saat melakukan pembobolan dia memakai topi yang sama dengan yang ada dalam barang bukti," terangnya.

Saat ini keduanya telah meringkuk di tahanan Polda Metro Jaya guna penyelidikan lebih lanjut. Keduanya dikenakan pasal 363 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal enam tahun penjara.

Korupsi E-ktp

Kasus E-KTP, KPK Periksa Bos PT Quadra Solution
Jumat, 9 Mei 2014 | 16:03 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com
 - Komisi Pemberantasan Korupsi memeriksa Direktur Utama PT Quadra Solution Anang Sugiana Sudihardjo terkait kasus dugaan korupsi paket pengadaan paket penerapan kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) di Kementerian Dalam Negeri. Anang diperiksa sebagai saksi bagi Sugiharto yang telah ditetapkan sebagai tersangka.
"Diperiksa sebagai saksi untuk tersangka S (Sugiharto)," kata Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK Priharsa Nugraha di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (9/5/2014).
Selain Anang, KPK juga memeriksa dua saksi lain terkait kasus tersebut. Mereka adalah karyawan PT Quadra Solution, Willy Nusantara Najoan, dan Kepala Bagian Perencanaan Direktorat Jenderal Kependudukan Wisny Wibowo Siswojo.
Tim penyidik KPK pernah menggeledah kantor PT Quadra Solution di lantai VII Menara Duta, Jalan HR Rasuna Said, Kav B-9, Jakarta Selatan, Selasa (22/4/2014). Perusahaan tersebut diduga menjadi salah satu perusahaan dalam konsorsium pelaksana proyek e-KTP yang nilai proyeknya mencapai Rp 6 triliun.

Dalam kasus ini, KPK menetapkan Direktur Pengelola Informasi Administrasi Kependudukan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Sugiharto sebagai tersangka. Selaku pejabat pembuat komitmen (PPK), Sugiharto diduga melakukan perbuatan melawan hukum dan atau penyalahgunaan wewenang yang mengakibatkan kerugian negara terkait pengadaan proyek tersebut. Menurut perhitungan sementara KPK, nilai kerugian negara dalam kasus ini sekitar Rp 1,12 triliun.

BAHAYA LATEN

Generasi PKI Sudah Menyusup ke Lembaga Negara

http://netralitas.com/nasional/read/1710/generasi-pki-sudah-menyusup-ke-lembaga-negara

ADA tulisan menarik tentang Partai Komunis Indonesia (PKI). Tulisan yang mengupas soal bangkitnya kembali PKI melalui generasi mudanya. Kini, generasi PKI itu sudah masuk (infiltrasi) ke sejumlah lembaga negara, dan mereka menjadi orang terkenal (publik figure).

Tulisan tersebut dimuat dalam status Facebook dengan nama pemilik akun Alfian Tanjung. Di akhir tulisan itu, tercantum nama penulis sebagai Analis Intelijen Dakwah dan Pengamat PKI.

Dalam tulisannya, Alfian menanggapi digelarnya acara “Belok Kiri Fest pada Sabtu (27/2) malam lalu di Lembaga Bantuan Hukum, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. Sebelumnya, panitia akan menggelar acara tersebut di Taman Ismail Marzuki, namun diprotes oleh sejumlah ormas dan LSM, karena dicurigai sebagai gerakan baru kebangkitan PKI. Pihak Polda Metro Jaya pun akhirnya melarang mereka melakukan kegiatannya.

Pada tulisan pertama, Alfian mengatakan acara Belok Kiri Festival itu adalah perhelatan gerombolan PKI. Redaksi tulisan asli Alfian dalam status Facebooknya adalah seperti ini;

Belok Kiri Fesival yang dirancang dari tanggal 27 Februari - 6 Maret 2016 merupakan perhelatan Gerombolan PKI yang semakin percaya diri dan berani. Mereka mulai menebar angin dan pada saatnya akan menuai badai. 

Sejak peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-70 dan sidang dagelan IPT di Amsterdam Belanda yang dihadiri oleh dua pengkhianat bangsa yakni Nur Kant dan To Mu Lu (#maaf nama orang disensor redaksi).

PKI sudah kadaluarsa, Indonesia yang Berketuhanan yang Maha Esa, sangat tidak butuh dengan idiologi itu. Antara memenuhi perintah sang majikan dan dendam lama dari nenek moyang mereka. Kaum PKI telah menunjukkan hasrat syahwat (sensor) Atheisnya. 

Bagaimana sikap kita ?

Pilihannya cuma satu, lakukan deteksi dini dan amputasi dini. Cukup sudah peristiwa berdarah 1948 dan kekejaman PKI 1965.

Dalam status lainnya, Alfian mengungkap sejarah kekejaman komunis terhadap orang lain yang berbeda faham. Alfian mengingatkan kembali kekejaman PKI.

SEJAK Revolusi Bolsevik pada tahun 1917 dan Revolusi Kebudayaan 1949 hingga 1990, dua sayap komunisme “pemakan manusia”, tercatat telah membunuh lebih dari 120 juta manusia. Pembunuhan dilakukan dengan cara yang sangat keji, kejam, sadis, dan di luar akal sehat. 

Sampai hari ini, masih tersisa rezim sadis komunisme, yakni di Cina, ada lebih dari 70 juta  Pemuda Pasukan Merah. Sekitar 10 juta di antaranya dikirim ke Indonesia secara bertahap sampai tahun 2020.

Selain China, Korea Utara juga merupakan basis komunis, di bawah komando Kim Dae yung II. Selanjutnya adalah Kuba. Kini fase komunis di Kuba melanjutkan misi Fidel Castro di Amerika Latin, dan beberapa negara yang mulai bergeliat menjadi negara komunis.

Di Indonesia, kaum komunis dengan rumah aslinya PKI, sedang berpesta pora. Karena, sejak 1998, Operasi Kuda Troya yang mereka lancarkan mulai membuahkan hasil. Dari Istana Negara, Kantor Legislatif, Eksekuif, Yudikatif, aparat, teknokrat, pengusaha, tokoh agama (kambuhan), artis, dan berbagai peran-peran publik lainnya, telah banyak diisi oleh kader PKI generasi baru.

Dalam kurun 2004-2014, Partai Komunis Cina (PKC) telah melatih 13 angkatan kader PKI generasi ketiga. Terutama sejak rezim demokrasi komunis berkuasa pada Oktober 2014. Sejak tahun 2015, rezim komunis mendatangkan para pengkader atau instruktur PKC  ke seluruh provinsi (di China dan Indonesia), untuk mengkader generasi ketiga komunis. 

Dalam wajah lain, kader PKI tua, seperti Im Sar, Beg Sas, Ibr Ai, Car Bu, dan kader tua lainnya, ditopang oleh kader PKI K-10 yang dipimpin oleh Wahyu Setiaji dan Teguh Karyadi. Mereka berdualah yang menggawangi pembentukan sel-sel PKI secara nasional.

Sementara Partopa Pangaribuan, membentuk SOBSI, Pemuda Rakyat, Gerwani, LEKRA, BTI dan mantel PKI dalam format Reinkarnasi, sebagai persiapan Deklarasi PKI. Sedangkan generasi pelanjutnya, seperti Di In, Rib Tji, Bu Suj dkk-nya, kini sedang senyum manis di DPR RI, di bawah Payung PDI-Perjuangan.

Selain tulisan Alfian tersebut, acara Belok Kiri Fest yang digelar di kantor LBH itu diabadikan dalam video berdurasi 9,35 menit di Youtube. Dalam video itu, pembawa acara meneriakkan yel-yel kebangkitan Belok Kiri Fest dilanjutkan dengan nyanyian lagu Indonesia Raya versi mereka. 

Melihat cara mereka menyanyi, jelas berbeda dengan cara menyanyi masyarakat Indonesia pada umumnya. Mereka menyanyikan lagu kebangsaan itu sambil berteriak-teriak dan berjingkrak-jingkrak. 


NUMONI

www.inpactap.com/conf2016_thailand/info/normasit.html
Ms Norma Sit
Founder & CEO at Numoni (pronounced as new money)
Chairman Maxbank Philippines
http://www.numoni.com/about-us/

Norma Sit is a Digital Banker.  She founded Numoni Pte Ltd in 2012, a Fintech company headquartered in Singapore with operations in Singapore, Malaysia, Philippines and Indonesia.  She is a member of the Board of Numoni and she is proud of the pedigree of her co-directors from whom she learns much as the Board works closely together to bring Numoni forward into new paradigms of Digital Financial Services for ASEAN.  In 2014, Numoni acquired a Thrift Bank in the Philippines, where she currently chairs the Board and is transforming the Bank into a Digital Bank.  Numoni today holds e-wallet and remittance licenses in Indonesia, Philippines, Malaysia and Singapore.  Numoni serves the Underbanked of ASEAN, an estimated market of about 400m people. KPMG has listed Numoni as one of the 100 Most Innovative Fintechs Globally in their latest report.  Numoni has won multiple awards including the National IT Award in Singapore in 2014 for Most Innovative Product and Service, and the Singtel Best Innovation Award under the Emerging Enterprise Award 2014 organised by BusinessTimes and OCBC Bank.
In  the National Social Enterprise Committee formed under the aegis of the Ministry of Community Youth and Sports. She represented 'Women in IT in the Economy' for Singapore at APEC at St Petersburg in 2014, and is an invited keynote speaker at many conferences and platforms, and of late, at platforms about Financial Inclusion.
She was awarded 'Great Women of Our Time' by the Singapore Women's Weekly for her role in Arts and The Media, A Fellow of the Leadership Foundation of the International Women Forum, and an inaugural recipient of 'Women Who Make A Difference', an award by The International Alliance of Women.  She represents Singapore as appointed to the ASEAN Business Advisory Council and chairs the ASEAN Business Advisory Council Businesswomen Working Group with a focus to empower women economically in ASEAN.  Her latest award to be announced in April 2016 is '"Greatest Individual Contribution to Financial Inclusion in Asia" as awarded in the SMART Awards Asia.


 She graduated top of her class with First Class Honours in Materials Engineering from Monash University and was an AIDAB EMSS scholar at the Australia Graduate School of Management at University of New South Wales, winning the AGSM Award in Corporate Strategy.  She has two children and a great dog.