Generasi
PKI Sudah Menyusup ke Lembaga Negara
http://netralitas.com/nasional/read/1710/generasi-pki-sudah-menyusup-ke-lembaga-negara
ADA tulisan menarik tentang Partai Komunis Indonesia (PKI). Tulisan yang
mengupas soal bangkitnya kembali PKI melalui generasi mudanya. Kini, generasi
PKI itu sudah masuk (infiltrasi) ke sejumlah lembaga negara, dan mereka menjadi
orang terkenal (publik figure).
Tulisan tersebut dimuat dalam status Facebook dengan nama pemilik akun Alfian Tanjung. Di akhir tulisan itu, tercantum nama penulis sebagai Analis Intelijen Dakwah dan Pengamat PKI.
Dalam tulisannya, Alfian menanggapi digelarnya acara “Belok Kiri Fest pada Sabtu (27/2) malam lalu di Lembaga Bantuan Hukum, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. Sebelumnya, panitia akan menggelar acara tersebut di Taman Ismail Marzuki, namun diprotes oleh sejumlah ormas dan LSM, karena dicurigai sebagai gerakan baru kebangkitan PKI. Pihak Polda Metro Jaya pun akhirnya melarang mereka melakukan kegiatannya.
Pada tulisan pertama, Alfian mengatakan acara Belok Kiri Festival itu adalah perhelatan gerombolan PKI. Redaksi tulisan asli Alfian dalam status Facebooknya adalah seperti ini;
Belok Kiri Fesival yang dirancang dari tanggal 27 Februari - 6 Maret 2016 merupakan perhelatan Gerombolan PKI yang semakin percaya diri dan berani. Mereka mulai menebar angin dan pada saatnya akan menuai badai.
Sejak peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-70 dan sidang dagelan IPT di Amsterdam Belanda yang dihadiri oleh dua pengkhianat bangsa yakni Nur Kant dan To Mu Lu (#maaf nama orang disensor redaksi).
PKI sudah kadaluarsa, Indonesia yang Berketuhanan yang Maha Esa, sangat tidak butuh dengan idiologi itu. Antara memenuhi perintah sang majikan dan dendam lama dari nenek moyang mereka. Kaum PKI telah menunjukkan hasrat syahwat (sensor) Atheisnya.
Bagaimana sikap kita ?
Pilihannya cuma satu, lakukan deteksi dini dan amputasi dini. Cukup sudah peristiwa berdarah 1948 dan kekejaman PKI 1965.
Dalam status lainnya, Alfian mengungkap sejarah kekejaman komunis terhadap orang lain yang berbeda faham. Alfian mengingatkan kembali kekejaman PKI.
SEJAK Revolusi Bolsevik pada tahun 1917 dan Revolusi Kebudayaan 1949 hingga 1990, dua sayap komunisme “pemakan manusia”, tercatat telah membunuh lebih dari 120 juta manusia. Pembunuhan dilakukan dengan cara yang sangat keji, kejam, sadis, dan di luar akal sehat.
Sampai hari ini, masih tersisa rezim sadis komunisme, yakni di Cina, ada lebih dari 70 juta Pemuda Pasukan Merah. Sekitar 10 juta di antaranya dikirim ke Indonesia secara bertahap sampai tahun 2020.
Selain China, Korea Utara juga merupakan basis komunis, di bawah komando Kim Dae yung II. Selanjutnya adalah Kuba. Kini fase komunis di Kuba melanjutkan misi Fidel Castro di Amerika Latin, dan beberapa negara yang mulai bergeliat menjadi negara komunis.
Di Indonesia, kaum komunis dengan rumah aslinya PKI, sedang berpesta pora. Karena, sejak 1998, Operasi Kuda Troya yang mereka lancarkan mulai membuahkan hasil. Dari Istana Negara, Kantor Legislatif, Eksekuif, Yudikatif, aparat, teknokrat, pengusaha, tokoh agama (kambuhan), artis, dan berbagai peran-peran publik lainnya, telah banyak diisi oleh kader PKI generasi baru.
Dalam kurun 2004-2014, Partai Komunis Cina (PKC) telah melatih 13 angkatan kader PKI generasi ketiga. Terutama sejak rezim demokrasi komunis berkuasa pada Oktober 2014. Sejak tahun 2015, rezim komunis mendatangkan para pengkader atau instruktur PKC ke seluruh provinsi (di China dan Indonesia), untuk mengkader generasi ketiga komunis.
Dalam wajah lain, kader PKI tua, seperti Im Sar, Beg Sas, Ibr Ai, Car Bu, dan kader tua lainnya, ditopang oleh kader PKI K-10 yang dipimpin oleh Wahyu Setiaji dan Teguh Karyadi. Mereka berdualah yang menggawangi pembentukan sel-sel PKI secara nasional.
Sementara Partopa Pangaribuan, membentuk SOBSI, Pemuda Rakyat, Gerwani, LEKRA, BTI dan mantel PKI dalam format Reinkarnasi, sebagai persiapan Deklarasi PKI. Sedangkan generasi pelanjutnya, seperti Di In, Rib Tji, Bu Suj dkk-nya, kini sedang senyum manis di DPR RI, di bawah Payung PDI-Perjuangan.
Selain tulisan Alfian tersebut, acara Belok Kiri Fest yang digelar di kantor LBH itu diabadikan dalam video berdurasi 9,35 menit di Youtube. Dalam video itu, pembawa acara meneriakkan yel-yel kebangkitan Belok Kiri Fest dilanjutkan dengan nyanyian lagu Indonesia Raya versi mereka.
Melihat cara mereka menyanyi, jelas berbeda dengan cara menyanyi masyarakat Indonesia pada umumnya. Mereka menyanyikan lagu kebangsaan itu sambil berteriak-teriak dan berjingkrak-jingkrak.
No comments:
Post a Comment