http://swa.co.id/swa/headline/ryu-kawano-suliawan-memilih-berbisnis-online-payment
Ryu Kawano Suliawan Memilih Berbisnis
Online Payment
by Denoan
Rinaldi - November 13, 2012
Enggan dilabeli sebagai “putra mahkota” Grup Midplaza, Ryu
Kawano Suliawan memilih mengembangkan bisnis sendiri di bidang online payment
gateway. Di bawah bendera PT Midtrans, putra Rudy Suliawan (pemilik Grup
Midplaza) ini mendirikan Veritrans Indonesia—joint venture antara Veritrans
Inc., Netprice.com (perusahaan e-commerce di Jepang), dan perusahaan investasi
dari Grup Midplaza, PT Mitratama Grahaguna. “Dasarnya, saya tertarik dengan
intersection antara bidang TI dan finansial di mana payment gateway berada di
ranah itu,” pria kelahiran Jakarta, 9 September 1983, ini mengungkap alasannya
memilih bisnis payment gateway.
Ryu Kawano Suliawan
Memang, selain tidak mendompleng di bisnis orang tuanya,
selama ini karier Ryu lebih banyak di dunia keuangan. Setelah meraih gelar
Bachelor of Art in Economics dari Claremont McKenna College, Amerika Serikat,
ia bekerja sebagai analis perbankan investasi di Lazzard, bank investasi asing.
Lalu, pada akhir 2007 ia pindah ke Jepang, bekerja di TPG (Texas Pacific Group)
Capital—salah satu private equity firm terbesar di dunia. Pada 2010, ia
melanjutkan kuliah di Harvard Business School. “Sebenarnya, Veritrans saya buat
ketika masih kuliah di Harvard. Ketika itu saya bertemu dengan CEO Netprice dan
Veritrans di Jepang pada Juli 2011. Kami bicara dan merencanakan membuat
perusahaan bersama. Satu tahun berikutnya, perusahaan itu diluncurkan. Lumayan
cepat,” ungkapnya sambil tertawa.
Bisnis payment gateway ini dikembangkan Ryu karena ia melihat
potensi perkembangan bisnis berbasis Internet. Namun, menurutnya, ada empat
pilar yang harus ada agar industri Internet di Indonesia bisa berkembang baik.
Pertama, harus dibuat produk dan layanan yang bagus. Kedua, tersedia
infrastruktur (koneksi Internet) yang memadai. Ketiga, sistem logistik dan
distribusi harus dibangun secara optimal. Keempat, tersedia sistem pembayaran
pendukung. “Keempat pilar itu harus tumbuh bersamaan. Kalau tidak, industri
Internet tidak dapat berkembang secara optimal,” ujarnya.
“Saya pilih untuk fokus mengembangkan bisnis pembayaran
online, sebab saya masih belum menemukan pihak yang benar-benar berinvestasi
besar di bidang payment gateway.” tambahnya. Ia melihat industri e-commerce
Indonesia sedang tumbuh. Namun, permasalahannya selalu sama, yaitu sistem
pembayaran.
Nah, sebagai sistem untuk memproses transaksi melalui
beberapa metode pembayaran online (kartu kredit, KlikBCA, Klikpay Mandiri dan
e-wallet), Veritrans akan menjembatani kebutuhan merchant dengan metode
pembayaran secara cepat. “Veritrans adalah perusahaan pertama di Indonesia yang
memiliki kontrak merchant aggregation dan waktu integrasi hanya satu minggu,”
dengan bangga Ryu mengklaim.
Mekanisme kerjanya, jika ada konsumen yang berbelanja di
sebuah merchant mau membayar pakai Visa atau Mastercard, datanya terkirim ke
bank mitra. Lalu, bank itu memberi uang kepada Veritrans. Oleh Veritrans, uang
itu dibayarkan kepada merchant. “Dalam proses ini, kami cuma kenakan charge ke
merchant 4% plus Rp 1.000. Setiap ada transaksi, cukup bayar itu saja. Kalau
payment gateway lain di Indonesia, ada initial service dan fee lainnya. Sangat
rumit,” ungkap Ryu.
Saat ini, meski baru diluncurkan awal Oktober lalu, Veritrans
telah menjalin kerja sama eksklusif (kontrak merchant aggregation) dengan Bank
CIMB Niaga. Selain itu, juga bekerja sama dengan lima merchant, dan sudah ada
40 merchant yang segera menyusul. Hingga setahun ke depan, Veritrans
menargetkan bisa menggandeng 200 merchant.
Ryu menyebutkan, walaupun ia bermitra dengan perusahaan
Jepang, pengambilan keputusan sepenuhnya dibuat oleh dirinya, sehingga pihaknya
bisa bergerak cepat. Saat ini Veritrans didukung 20 orang, termasuk beberapa
engineer. “Boleh jadi, pemain lain lebih besar dan lama, tetapi kami tidak
takut,” Ryu menegaskan.”Dalam industri Internet, yang penting bukan besarnya
perusahaan, namun kegesitan dan kecerdasan lebih bernilai,” katanya.(*)
Denoan Rinaldi & A. Mohammad BS/Riset: Dian Solihati
No comments:
Post a Comment