Thursday, October 27, 2016

THE AGE

http://m.news.viva.co.id/cangkang/ramadan2014/read/209454-the-age-akan-digugat-pengacara-rakyat

 The Age Akan Digugat, Ganti Rugi Rp9 Triliun

Tak tanggung-tanggung, tuntutannya US$1 miliar, setara Rp9 triliun.

Nur Farida Ahniar, Dedy Priatmojo | Selasa, 15 Maret 2011, 02:39 WIB


VIVAnews- Serikat Pengacara Rakyat akan menggugat dua media Australia yaitu The Age dan Sydney Morning Herald karena membuat berita miring terhadap Presiden dan sejumlah nama lainnya ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Tak tanggung-tanggung, mereka menuntut US$1 miliar, setara Rp9 triliun.

Koordinator Serikat Pengacara Rakyat Habiburokhman kepada VIVAnews, Senin, mengatakan pihaknya akan melakukan class action mewakili rakyat Indonesia Selasa ini.

Menurutnya pemberitaan The Age dan The Sydney Morning Herald tidak seimbang atau cover both side. Disamping itu, pihaknya juga akan meminta pertanggung jawaban Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia terkait kawat diplomatik yang bocor di laman Wikileaks.

"Terlepas benar atau tidaknya data tersebut mereka harus membuktikannya di pengadilan, kita uji secara hukum," katanya.

Meski kedua media tersebut berada diluar wilayah yuridis Indonesia, namun dirinya optimis bisa menggugatnya. Pasalnya delik perkaranya berada di Indonesia. Selain akan menggugat, mereka juga akan menuntut balik dengan ganti rugi senilai US$1 miliar. 

"Kita tak terima selalu jadi bulan-bulanan Australia dan Amerika, kita tuntut mereka US$1 miliar," ujarnya.

The Age dan SMH memuat tulisan terkait penyalahgunaan kekuasaan oleh Presiden SBY dan Ibu Negara pada Jumat 11 Maret 2011 lalu. (umi)

© VIVA.co.id

Friday, September 30, 2016

KASUS november 2008


Selasa, 18 November 2008 10:53 WIB
Kompas Tekno 
Selasa, 18 November 2008 | 10:53 WIB

Kasus Isu Likuiditas, Bahana Cuci Tangan

- Kompas Tekno 
Selasa, 18 November 2008 | 10:53 WIB
JAKARTA, SELASA — Malang benar nasib Erick J Ardiansjah, Institutional Sales Trader PT Bahana Securities. Ia harus mempertanggungjawabkan sendiri aksi penyebaran spekulasi pasar tentang bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditas di Indonesia.
Direktur Utama Bahana Securities Heri Sunaryadi mengecam sang bawahan yang saat ini ditahan di Markas Besar Kepolisian RI. "Erick tak bisa membedakan antara rumor dan market news," ungkap Heri, kemarin.
Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil juga ikut-ikutan berang atas tindakan Erick. "Biarkan hukum yang memproses tersangka," tandas Sofyan. Tak lupa Sofyan meminta manajemen Bahana menjatuhkan sanksi tegas kepada Erick yang memberikan rekomendasi ke klien Bahana, padahal Erick tak berprofesi sebagai analis.
Heri menyatakan, tindakan Erick menyampaikan informasi yang tidak berdasarkan data dan fakta merupakan pelanggaran peraturan perusahaan. Saat ini Bahana telah memberlakukan skorsing tanpa batas waktu kepada Erick hingga proses hukum yang dia hadapi selesai.
Erick terjerat masalah karena menyebarkan surat elektronik (e-mail) ke lebih dari 20 nasabah Bahana yang merupakan kliennya, Kamis (13/11) sore. E-mailErick menyatakan bahwa di pasar beredar spekulasi tentang lima bank swasta yang mengalami kesulitan likuiditas. Kelima bank itu adalah Bank Panin, Bank Bukopin, Bank Artha Graha, Bank CIC (Century), dan Bank Victoria.
Karena pasar lokal tengah terpana mendengar kabar kegagalan Bank Century melakukan kliring, Rabu pekan lalu, e-mail Erick sontak menghebohkan. Pengelola Bahana Sekuritas merasa harus meralat informasi Erick pada Jumat pagi.
Menurut penuturan kuasa hukum Erick, Agustinus Hutajulu, kliennya mendapat gosip mengenai bank yang sedang mengalami kesulitan likuiditas tersebut dari beberapa teman-temannya. "Namun, ketika kami tanya siapa teman yang dia maksudkan, dia masih mencoba mengingat info tersebut pertama kali dari siapa," kata Agustinus yang juga Konsultan Hukum Bahana Securities itu.

Heri juga menyatakan, pihaknya sudah melakukan penghitungan dan hasilnya menunjukkan tidak ada kerugian nasabah dari kejadian tersebut.

Saturday, September 17, 2016

E-voucherss

source : http://www.google.com/patents/US20140236694


Nomor publikasi               US20140236694 A1
Jenis publikasi   Penerapan
Nomor aplikasi  US 14/346,018
Nomor PCT         PCT/MY2012/000234
Tanggal publikasi              21 Ags 2014
Tanggal pengajuan          16 Ags 2012
Tanggal prioritas               20 Sep 2011
Juga dipublikasikan sebagai         WO2013043038A1
Penemu               Seng Chuan Tan, Meng Lye Sit
Pemegang Hak Pertama yang Ditunjuk  Seng Chuan Tan, Meng Lye Sit
Ekspor Kutipan  BiBTeX, EndNote, RefMan
Klasifikasi (4), Peristiwa Hukum (1)
Tautan Eksternal: USPTO, Pemindahan Hak USPTO, Espacenet

System and a method for purchasing electronic vouchers
US 20140236694 A1
ABSTRAK
A system for purchasing electronic vouchers is disclosed. The system comprises a plurality of kiosk terminals (100) for receiving payment made by the users of the system, a group of servers (140-142) for coordinating a purchase transaction and an e-voucher entity (180) for managing and supervising at least one voucher inventory (181,182,183). The kiosk terminals (100) are connected to the group of servers (140-142) in which the group of servers (140-142) establishes a connection with the e-voucher entity (180). The users of the system use the kiosk terminals (100) to purchase the electronic voucher selectable from the voucher inventory (181,182,183) from the e-voucher entity (180) which then sends the electronic voucher as purchased by the users to the users' mobile devices (110) in the form of a text message or a picture message or both.

DESKRIPSI
FIELD OF INVENTION
[0001]

The present invention relates to electronic vouchers. More particularly, the present invention relates to a system and a method for purchasing electronic vouchers, storable in and receivable by a mobile device via a kiosk terminal.

BACKGROUND OF THE INVENTION
[0002]


Vouchers are documents which are worth a certain monetary value and may be spent for goods or services preferably from a store, merchant or retailer. Examples of vouchers include travel vouchers, food vouchers, service vouchers et cetera. Vouchers are usually purchased beforehand from the store, merchant or retailer such that they may only be used at the place of purchase. Coupons are documents or tickets which may be exchanged for a financial discount or rebate when purchasing goods or services. Coupons are usually issued by the store, merchant or retailer as part of sales promotion. Both the vouchers and coupons are usually distributed in a limited manner and may be printed with a barcode or Quick Response (QR) code which is scan-able by a barcode or QR code reader to entitle the possessor of the vouchers or coupons the monetary value or a discount. Nevertheless, due to the nature of physical vouchers and coupons which are typically manufactured from materials such as paper, they may be susceptible to damage by water or other elements. Additionally, vouchers and coupons which are not kept properly usually get lost or misplaced easily. Physical vouchers also require for the buyer and the seller to be present at the same place in the exchange.

Wednesday, September 14, 2016

karena facebook

https://www.sidaknews.com/akibat-buat-status-di-facebook-ende-terancam-pasal-berlapis/
Akibat buat Status di Facebook, Ende terancam Pasal Berlapis
Oleh : SidakNews.com 11 Februari 2014 in Berita Foto, Jabar Komentar
Purwakarta, Sidaknews.com – Jika anda memiliki akun Facebook, waspada dengan status anda jangan sampai ada bahasa yang tidak lazim atau bahasa yang membahayakan orang lain, dan  apalagi tulisan yang tak tentu arah dapat mengakibatkan anda dituntut karena dianggap Pencemaran nama baik dan bisa berakibat kepada perbuatan tidak menyenangkan.

Ende Mulyana Aliyudin (28) Warga Kampung Sukamaju Desa Pasawahan akibat status di Facebooknya dia diancam pasal berlapis, pasalnya Ende dituding telah melecehkan kehormatan kepala daerah yakni Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, akhirnya karena status Ende tersebut Bupati melaporkan Ke Polda Jabar sekitar tahun 2012 dan akhirnya Ende mengikuti sidang Perdana di Pengadilan Negeri Purwakarta Selasa (11/2)

Sidang dengan agenda mendengarkan keterangan saksi pada kasus pencemaran nama baik Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi melalui jejaring sosial dengan terdakwa Ende Mulyana Aliyudin dalam perkara nomor 16/Pid.B/2014/PN.PWK dengan menghadirkan saksi-saksi bahkan Bupati pun hadir untuk diminta kesaksiannya.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi ketika ditemui seusai memberikan kesaksiannya mengatakan “Harusnya Jejaring Sosial seperti FB itu digunakan secara positif bukan digunakan untuk menyerang kehormatan pribadi orang, baiknya dimanfaatkan untuk meningkatkan pembangunan dan menunjang kesejahteraan masyarakat, serta tidak sembarangan penggunaannya oleh masyarakat” ujar Dedi Mulyadi dalam keterangannya sebagai saksi pelapor dalam kasus tersebut.

Kasus ini berawal, saat terdakwa Ende Mulyana Aliyudin pada 19 November 2012 lalu bertempat di PT. PGAS Solution Karawang, telah dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan mentrasmisikan atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan dokumen elektronik yang memiliki muatan penghinaan atau pencemaran nama baik Dedi Mulyadi selaku Bupati Purwakarta.

Akibat perbuatan terdakwa Ende, saksi pelapor Dedi Mulyadi merasa dirugikan. Dan atas Perbuatan Ende tersebut terancam pidana Pasal 27 Ayat (3) Jo Pasal 45 Ayat (1) UU RI No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

“Kemudian, selain pasal diatas, perbuatan terdakwa juga diancam pidana Pasal 310 Ayat (2) KUHP,” kata Jaksa Penuntut Umum Kejari Purwakarta Eka Darmawan Nugraha SH
Ende yang telah membuat tulisan-tulisan 

Monday, August 29, 2016

TWILIO



Cara Membuat Nomor Hp Palsu Dari Luar Negeri Gratis Secara Online

Berikut adalah Tips Tentang Cara Membuat Nomor Hp Palsu Dari Luar Negeri Gratis Secara Online ok dan pada artikel dan serta postingan sebelumnya admin Cara Apa Saja juga sudah berbagi tips tentang Dunia Anonymox ok dan pada kesempatan kali ini admin akan share gimana sih cara buat nomer telpon dari luar negeri.

Mungkin anda sebelumnya tidak kepikiran apa mungkin kita bisa menggunakan nomer telpon orang lain yang ada diluar negeri dan bisa kita gunakan untuk menerima sms panggilan atau sekedar untuk usilin orang , dan seiring dengan perkembangan teknologi terbaru di tahun 2016 semua itu sangatlah mungkin sekali, apakah anda ingin punya nomer telpon dari luar negeri itu sangat mungkin dan atau sekedar anda ingin Cara Melacak Keberadaan Seseorang Dengan No HP silahkan bisa dibaca disana untuk tutorialnya, dan silahkan simak cara buatnya.

KELEBIHAN DARI PROGRAM TWILIO:

1. Anda Bisa mengirim sms dan menerima sms kapan saja semau anda yang terpenting anda punya koneksi internet.

2. Anda bisa Menelpon dan menerima telepon kapan saja yang terpenting anda punya koneksi internet dan pastikian jika ingin digunakan untuk menelpon pastikan mikrofon di Komputer/Notebook/Laptop anda sudah terpasang.

3. Anda bisa mengedit informasi di menu utama akun mulai dari Menambahkan Avatar Memasukan Facbeook Kamu, dan Bookmark yang lainnya, pokonya banyak dech.

4. Anda bisa menambahkan nomer kontak teman teman kamu, pacar kamu sebanyak banyaknya di akun twilio anda, seperti halnya anda menyimpan nomer kontak di hp kamu saja.

5. Anda bisa melakukan tracking sms atau panggilan telpon, dengan artian anda bisa menelpon secara gratis dari nomer anda atau hp anda dengan acuan bahwa nomer yang akan anda panggil telah diinputkan di akun twilio kamu karena sifatnya tracking jadi yang menerima panggilan telpon kamu adalah bukan berasal dari nomer hp asli kamu melainkan dari nomer telpon di akun twilio kamu.

6. Anda bisa menginstal aplikasi twilio di komputer kesayangan kamu secara offline hanya saja untuk pengembangan ke hp hp android berbasis apk file saat artikel ini diturunkan memang belum anda tetapi katanya masih dalam tahap pengembangan.

7. Untuk kelebihan lainnya dan fiture lainnya silahkan anda bisa daftar sekarang juga dan pastikan anda mengerti sedikit dari bahasa bahasa inggris biar tidak terlalu puyeng baca baca istilahnya atau anda bisa gunakan google translate saja.



Sunday, August 28, 2016

RUMORS AND TV REPORTER

source: http://seekingalpha.com/instablog/2918951-g-hudson/1026551-how-the-big-players-manipulate-the-stock-market

How The Big Players Manipulate The Stock Market 

I have always wondered if the big stock traders were able to manipulate the stock market and how they did it. Now I am confident that I know the answer to both of these questions, and you will too, after you read this article, and view the information in the links provided. I describe and illustrate the process they use to manipulate stocks in easy to understand terms. First, so you don't think I am totally out of my mind making these allegations, here is a link for you to view a YouTube video of CNBC's Jim Cramer titled, "Market Manipulation is a fact" and a link to Jim Cramer's Wikepedia where you can find the following excerpt-

"In March 2007, a December 2006 interview from TheStreet.com's "Wall Street Confidential" webcast stirred controversy after it appeared on YouTube.com. In the video, Cramer described activities used by hedge fund managers to manipulate stock prices - some of debatable legality and others illegal. He described how he could push stocks higher or lower with as little as $5 million in capital when he was running his hedge fund. Cramer said, "A lot of times when I was short at my hedge fund...When I was positioned short-meaning I needed it down-I would create a level of activity beforehand that could drive the futures." He also encouraged hedge funds to engage in this type of activity because it is "a very quick way to make money"."

"Cramer stated that everything he did was legal, but that illegal activity is common in the hedge fund industry as well. He also stated that some hedge fund managers spread false rumors to drive a stock down: "What's important when you are in that hedge-fund mode is to not do anything remotely truthful because the truth is so against your view, that it's important to create a new truth, to develop a fiction." Cramer described a variety of tactics that hedge fund managers use to affect a stock's price. Cramer said that one strategy to keep a stock price down is to spread false rumors to reporters he described as "the Pisanis of the world". The comment was a reference to CNBC correspondent Bob Pisani, who reports from the trading floor of the New York Stock Exchange. "You have to use these guys," said Cramer. He also discussed giving information to "the bozo reporter from The Wall Street Journal" to get an article published. Cramer said this practice, although illegal, is easy to do "because the SEC doesn't understand it." During the interview Cramer referred to himself as a "banking class hero.""

JOHN FORBES NASH

source: https://id.wikipedia.org/wiki/John_Forbes_Nash,_Jr.

John Forbes Nash, Jr. (lahir 13 Juni 1928 – meninggal 23 Mei 2015 pada umur 86 tahun) adalah matematikawanAmerika Serikat yang karya-karyanya di bidang teori permainan, geometri diferensial, dan persamaan diferensial parsial telah membuka jalan bagi ilmuwan untuk mempelajari faktor-faktor yang mengatur kemungkinan dan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.

Teori-teorinya digunakan dalam bidang ekonomi, komputer, biologi evolusioner, kecerdasan buatan, akuntansi, politik, dan teori militer. Menjelang akhir hayatnya, ia menjabat sebagai Matematikawan Peneliti Senior di Universitas Princeton. Ia juga dianugerahi Hadiah Nobel Ekonomi bersama pakar teori permainan Reinhard Selten dan John Harsanyi pada tahun 1994. Tahun 2015, ia dianugerahi Hadiah Abel (bersama Louis Nirenberg) atas penelitiannya mengenai persamaan diferensial parsial nonlinier.

Kisah hidup Nash diangkat dalam buku biografi A Beautiful Mind karya Sylvia Nasar dan film yang diangkat dari bukutersebut. Film ini mengupas kegeniusan Nash di bidang matematika dan skizofrenia yang dideritanya.

Pendidikan
Pemenang beasiswa Westinghouse, ia menempuh Institut Teknologi Carnegie, di mana ia menerima gelar sarjana dangelar master pada 1948. Dari Pittsburgh ia ke Universitas Princeton di mana ia berkarya dalam teori kesetimbangannya. ia menerima gelar Ph.D. pada 1950 dengan disertasi permainan non-kooperasi. Tesis ini, yang ditulis di bawah pengawasan Albert W. Tucker, memuat definisi dan sifat dari apa yang kemudian disebutkesetimbangannya Nash. Studinya pada subjek ini menimbulkan 3 artikel:

"Equilibrium Points in N-person Games", diterbitkan di Proceedings of the National Academy of Sciences (AS) (1950); dan
"Two-person Cooperative Games" (Januari 1953), juga dalam Econometrica.
John Nash juga mengerjakan karya penting dalam wilayah manipol (struktur ruang yang kompleks):
"Real algebraic manifolds", (1952) Ann. Math. 56 (1952), 405–421 (Lihat pula Proc. Internat. Congr. Math., 1950, (AMS, 1952), pp. 516–517).
Ini menimbulkan Nash embedding theorem: "2 manipol aljabar yang sesungguhnya ekuivalen jika dan hanya jikamereka homeomorfis." [1]

Ia terkenal dalam budaya umum sebagai tokoh dalam film Hollywood, A Beautiful Mind, tentang kegeniusan matematisnya dan perjuangannya melawan penyakit mental.
Pranala luar[sunting | sunting sumber]


(Inggris) Biografi Nash
(Inggris) Otobiografi di situs Penghargaan Nobel
(Inggris) Situs Nash di Princeton
(Inggris) Informasi John Forbes Nash Jr
(Inggris) FAQ tentang Nash dari Princeton's Mudd Library, termasuk salinan disertasinya dalam format PDF
(Inggris) Beautiful mind, unconventional matter, wawancara Daily Princetonian 2001
(Inggris) Dokumen PBS
(Inggris) John Nash bicara tentang biseksualitas

Saturday, August 27, 2016

NORTHSTAR GROUP

NORTHSTAR GROUP (SOURCE: NSGROUP.COM)

HISTORY
The Northstar Group is a Singapore headquartered private equity firm managing more than US$2.0 billion in committed equity capital dedicated to investing in growth companies in Indonesia and to a lesser extent, other countries in Southeast Asia.

The Northstar Group has a solid track record of actively growing the businesses of its investee companies over its investment horizon. Since its founding in 2003, the Northstar Group has raised five private equity funds and invested in more than 30 companies across the banking, insurance, retail, oil and gas, coal and mining services, technology, telecom, and agribusiness sectors. The Northstar Group has invested over US$2.8 billion with its co-investors in the Southeast Asian region.
The Northstar Group is supported by a team of over 50 professionals. The team brings together significant international experience, deep local market insight, and sensitivity to local conventions and conditions

The investors in the Northstar Group funds include a global list of sovereign wealth funds, pension funds, endowments, family offices, and other institutional investors.

KEY PERSON













Patrick S Waluyo 
Before co-founding Northstar in 2003, Patrick was senior vice president of Pacific Century Ventures Ltd in Tokyo. He started his career at Goldman, Sachs & Co. and worked in both the London and New York offices. In 2009, Patrick was awarded Ernst & Young’s prestigious ‘Young Entrepreneur of the Year’ award. He is a member of the International Advisory Board of the Council on Foreign Relations. Patrick holds a Bachelor of Science in Operations Research & Industrial Engineering from Cornell University.

Glenn Sugita
Co-founder, Managing Partner and Member of the Investment Committee

Before co-founding Northstar in 2003, Glenn was a senior vice president of PricewaterhouseCoopers Securities Indonesia where he led a number of important projects for private and governmental clients. Prior to PricewaterhouseCoopers Securities Indonesia, Glenn was an associate director at PT Bahana Securities. He holds a Bachelor of Science in Electrical Engineering and a Master of Science in Electrical Engineering from Tennessee Technological University.

Ashish Shastry

Managing Partner and Member of the Investment Committee Ashish joined Northstar in 2012. Prior to joining Northstar, he spent over 13 years at TPG, most recently as the partner responsible for TPG’s business in Southeast Asia. Before joining TPG, Ashish was an investment banker at Lehman Brothers in New York. He holds a Bachelor of Arts in Economics (honors) from Princeton University.

Portfolio

PT BFI Finance Indonesia Tbk – A leading independent multi-finance company predominantly engaged in consumer financing of new and used vehicles and leasing vehicles to businesses in Indonesia.

PT Prima Garda Andalan – Bread and pastry retailer operating over 50 outlets in 11 cities in Indonesia

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk – Indonesian bank specializing in pension-backed loans to retirees and micro businesses lending.

PT Centrin Online Tbk, listed parent company of PT Retower Asia – Independent telecommunications tower provider in Indonesia.

PT Delta Dunia Makmur Tbk (holding company) / PT Bukit Makmur Mandiri Utama (operating company) – A leading mining services contractor in Indonesia, providing integrated services from overburden removal to coal mining and transportation.

PT Multistrada Arah Sarana Tbk – Second largest independent tire manufacturer in Indonesia.

Philippine Bank of Communications – Mid-size bank in the Philippines with a niche client base amongst the Philippine-Chinese community.

Thai Credit Retail Bank – Thai bank providing financial services to small and medium-sized enterprises and low income individuals.

PT Trimegah Securities Tbk – Full service securities and asset management company in Indonesia.

Nera Telecommunications Limited – Telecommunications solutions provider specializing in infrastructure, wireless, networks and payment solutions, across Southeast Asia, the Middle East and North Africa.

PT Trikomsel Oke Tbk – One of the largest wholesalers and retailers of mobile phones in Indonesia.

ILHAM..

https://beritagar.id/artikel/bincang/wawancara-ilham-aidit-anak-kecil-juga-bisa-minta-maaf

Wawancara Ilham Aidit: Anak kecil juga bisa minta maaf

Ilham Aidit berencana mengajak para korban pelanggaran HAM berat tahun 1965 memberi maaf kepada negara.Dilema merundung Ilham Aidit ketika hendak menyunting sang calon istri: Membuka atau menyembunyikan identitasnya.

Yang bikin dia ciut, calon mertua seorang jenderal Angkatan Darat, yang aktif menumpas anggota Partai Komunis Indonesia (PKI).

Tapi pilihan membuka rahasia itu yang diambilnya. Dia nekat menceritakan siapa dirinya--dengan didampingi sang calon istri. "Pak Umar (nama calon mertuanya), tahu PKI kan?" tanya Ilham. "Oh jelas, kenapa?" jawabnya. "Saya adalah anak dari Aidit!," kata Ilham.
Sang calon mertua pun pingsan. Ilham panik dan langsung mengipas-ngipasi si calon mertuanya itu memakai kertas, dengan wajah takut yang belum reda sepenuhnya. Dua menit berselang, si calon mertua siuman dan mengacuhkannya begitu saja.

"Kami memang menikah, tapi tanpa restu," kata Ilham, yang baru bicara dengan mertuanya itu setelah pernikahannya berusia 10 tahun. "Pasca reformasi baru kami bisa ngobrol kembali," ujarnya, lantas tertawa.

Masa lalu Ilham memang kelabu. Saat tragedi kemanusiaan 1965 terjadi ia baru berusia 6,5 tahun, dan harus kabur dari satu rumah ke rumah lain, karena diuber tentara. Dua kakak perempuannya bahkan lari dan menetap di Prancis.
Kini, era berganti, dan Ilham mulai melihat secercah harapan. Pasalnya, Pemerintahan Presiden Joko Widodo berniat mengungkap tabir gelap di balik serentetan tragedi kemanusian yang terjadi sejak republik ini berdiri.

Untuk pertama kalinya, sejak tragedi 1965, sebuah simposium tingkat nasional digelar untuk membicarakan luka yang tak pernah dibuka selama 50 tahun pada 18-19 April, pekan lalu di Jakarta. Tajuknya "Simposium Nasional Membedah Tragedi 1965, Pendekatan Kesejarahan".

Bersama keluarga korban lainnya Ilham menyambut baik. Pasalnya mereka punya kegelisahan yang sama: sejarah gelap 1965 harus diluruskan demi rekonsiliasi. "Pertama kalinya forum seperti ini digelar pemerintah," katanya.

Jumat lalu (22/4/2016), Ilham menerima Fajar WH dan Heru Triyono, serta fotografer Jefri Aries dari Beritagar.id--di salah satu kedai kopi di Kompleks Bioskop Megaria, Menteng, Jakarta.

Dalam wawancara selama satu jam ia memaparkan masa lalu, harapannya pasca simposium nasional dan rencananya memberi maaf kepada negara. "Akan kami coba cara itu," kata Ilham, memakai kemeja abu-abu polos dengan kaos hitam sebagai dalaman. Berikut petikannya:
Putra bungsu ketua Central Committee PKI DN Aidit, Ilham Aidit, ketika diwawancara Beritagar.id di salah satu kedai kopi di Komplek Bioskop Megaria, Menteng, Jakarta, Jumat sore (22/4/2016).
Putra bungsu ketua Central Committee PKI DN Aidit, Ilham Aidit, ketika diwawancara Beritagar.id di salah satu kedai kopi di Komplek Bioskop Megaria, Menteng, Jakarta, Jumat sore (22/4/2016).


Tuesday, August 9, 2016

NUMONI

https://www.techinasia.com/numoni-series-b-funding
Singapore’s Numoni raises $4.7M to bring digital payments to unbanked

Singapore-based digital payments company Numoni has raised S$6.6 million (US$4.76 million) in a series B round. Singaporean investment firm OWW Capital Partners and notable local business figure Robert Yap, along with several private funds, participated in the round. Robert Yap also sits on the board of Numoni.
Numoni was founded in 2012 to enable cashless payment methods for unbanked populations. Its prime offering is Nugen, an ATM-like terminal that allows the user to remit money abroad, pay bills, receive funds, top up phone airtime, and more. Since 2012, Numoni has expanded from Singapore to Malaysia, Indonesia, the Philippines, and Hong Kong. In October 2014, it acquired a controlling stake in Maxbank, a thrift bank in the Philippines.
Numoni previously raised two funding rounds. For those, the company counted primarily on friends and family to participate, Numoni CEO Norma Sit tells Tech in Asia, although government investment firm SPRING Seeds Capital was also a part of the series A. This time is different, as not only was the company able to close its series B round much quicker, but the participation of outside parties is a validation for what it’s trying to do, Sit says. “It gives that vote of confidence to management and to previous investors, that yes, this is something that is real.”
OWW began in Singapore as OCBC, Wearnes & Walden Management, a firm established by OCBC Bank, investment company Walden International, and former United Engineers subsidiary WBL Corporation. OCBC and WBL divested from the firm, which now invests in companies operating in IT, logistics, education or training, healthcare, financial services, and consumer services.
Robert Yap is the former CEO for East Asia for global port corporation PSA International. He is a council member for Singapore at the ASEAN Business Advisory Council, and executive director for Singapore-based supply chain solutions provider Y3 Technologies.
See: Payments startups innovate where banks and telcos never will
Where the series A enabled the company to bring its Nugen terminals to market, and the series A+ helped it to invest in Maxbank, Numoni is concentrating on hiring and market penetration with this latest round. “[The] series B [investment] enables us to build teams and to expand in these markets with a lot more firepower behind us,” Sit explains.
The investment also opens the door for a potential initial public offering (IPO), according to Sit. “Access to finance is a very important part of who we are, because the market is huge and being able to navigate it is key.”

Fuel for expansion

Although Sit wouldn’t release numbers on revenue or usage, she feels Numoni has made significant inroads in the markets it is active in, which now gives it the chance to strengthen its already strong team. “They all have tremendous experience in transaction processing, financial services, payments, remittances, e-wallets, and digital banking services,” she explains.
Numoni has so far kept development in Singapore, but as it bolsters its presence in other markets, it will spread around some of its development resources in Malaysia and the Philippines. This will bring down operating costs, but it’s also a by-product of the difficulty of finding technical staff in Singapore, Sit explains.
This has been highlighted as a problem in Singapore by Compass’ Startup Ecosystem Ranking 2015 report, and Numoni has felt the challenge, especially when it comes to bringing in talent from overseas.
Going forward, Numoni will also consider further potential acquisitions, according to Sit. “Numoni’s business is in three core areas: micro-payments, micro-remittances, and micro-loans,” she says. “So these are areas we would be keen to look into. We believe we have gone a little further as a company, and because of that, it would be good to partner with some of the newer startup companies [in those areas].”
See: Fintech can be the unbanked’s best hope for financial inclusion
As for potential new markets, Sit identifies Myanmar and Vietnam as two strong candidates that fit with Numoni’s offering. In fact, the company is already in talks with possible partners in Myanmar. However, all this is further down the line. “I think our hands are quite full [at the moment], because with 150 million unbanked in Indonesia, with about 12 million overseas workers from the Philippines, it’s already very challenging,” Sit says.
Numoni finds itself in a field that’s quickly populating with new startups as well as incumbents from large financial institutions looking to innovate. For all of them, Southeast Asia’s unbanked populations are a wide open opportunity.

http://www.numoni.com/contact-us/

Numoni - Singapore (Head Office)

·         10 Ubi Crescent Ubi Techpark, #02-19 (Lobby B) Singapore 408564
·         +65 6812 2888
·         sales@numoni.com
·         www.numoni.com
·         fb.com/numoni.numoni

Numoni - Malaysia (Kuala Lumpur)

·         D-07-1, Plaza Kelana Jaya, Jalan SS7/13A, 47301 Petaling Jaya Selangor Darul Ehsan, Malaysia
·         +603 7872 9608
·         sales@numoni.com
·         www.numoni.com
·         fb.com/malaysia.numoni

Numoni - Malaysia (Plant)

·         PLO 163, Jalan Cyber Utama Taman Perindustrian Senai III 81400 Senai, Johar, Malaysia
·         +60 7598 1281
·         sales@numoni.com
·         www.numoni.com
·         fb.com/malaysia.numoni

Numoni - Hong Kong

·         Room 803, 8/F Tower 2 Cheung Sha Wan Plaza 833 Cheung Sha Wan Road, Lai Chi Kok, Kowloon, Hong Kong
·         +852 3955 2000
·         sales@numoni.com
·         www.numoni.com
·         fb.com/numoni.hk

Numoni - Philippines

·         81A 8th Floor NOL Tower, Commerce Avenue, Madrigal Business Park, Alabang, Muntinlupa City, 1781, Metro Manila, Philippines
·         +632 833 7563
·         sales@numoni.com
·         www.numoni.com
·         fb.com/pinoy.numoni

 

Numoni - Indonesia

·         Jalan Warung Buncit Raya No 18, Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan 12760 Indonesia
·         +62 21 4030 8080
·         sales@numoni.com
·         www.numoni.com
·         fb.com/indonesia.numoni


KASUS LOGO



Pertamina Akan Gugat Global Pacific Energy
JUM'AT, 02 NOVEMBER 2007 | 20:45 WIB
Pertamina Akan Gugat Global Pacific Energy
TEMPO Interaktif, Jakarta:PT Pertamina akan menempuh jalur hukum atas penggunaan logo Pertamina yang digunakan oleh PT Global Pacific Energy untuk mengimpor 7.334 ribu tabung gas elpiji dari Cina. Perusahaan milik negara itu merasa dijatuhkan citranya oleh Global Pacific.



"Mereka tak boleh menggunakan logo kami," kata Direktur Pemasaran Pertamina Achmad Faisal ketika dihubungi di Jakarta kemarin. Ia memastikan berkas pengaduan hukum sudah disiapkan oleh tim legal Pertamina.

Ia pun menyatakan Pertamina tak ada sangkut pautnya dengan Global Pacific. Impor tabung dengan logo perusahaannya memperburuk citra Pertamina. "Kesan yang muncul, Pertamina yang mengimpor. Menteri yang berkata seperti itu."

Achmad tak bisa memastikan apakah Global Pacific pernah menjadi mitra Pertamina. Tapi Pertamina pasti membuka lelang jika akan mengimpor tabung.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Fahmi Idris mendesak lembaga penegak hukum menyelidiki impor tabung gas 3 kilogram itu lewat Pelabuhan Tanjung Priok. Ia menduga impor itu terkait dengan pembocoran informasi dari pengambil kebijakan. "Tak etis bila pejabat membocorkan informasi," katanya.

Menurut dia, pengiriman tabung butuh waktu waktu satu setengah bulan untuk sampai ke Indonesia. Pertamina pun baru mewacanakan impor tabung sejak akhir pekan lalu. Tapi tabung impor sudah masuk pelabuhan pada 27 Oktober lalu (Koran Tempo, 2 November).

Direktur Global Pacific Hendrik Luntungan sebelumnya menyatakan kepada Tempo bahwa impor tabung dilakukan sebagai spekulasi. Apalagi harga baja di Cina tahun depan diprediksi melonjak 13 persen. Ia juga mengaku tak ada andil dari Pertamina atau pabrikan tabung gas dalam proses impor.

Ketua Umum Asosiasi Industri Tabung Gas Tjiptadi menemukan kejanggalan pada tabung impor. Tabung itu tak dilengkapi kode perusahaan yang biasanya tertempel di badan tabung yang menunjukkan pemesan tabung impor. Pada tabung hanya tertera tulisan, "Diproduksi untuk pertamina LPG, Wc 7,3 ltr, TW 5,00 kg... TP31 kg/cm2, o prod 09-2007".

Menurut Tjiptadi, mestinya setelah tulisan "diproduksi untuk pertamina LPG" terdapat kode perusahaan dan nomor tabung. "Apabila disertai kode perusahaan, dapat dengan jelas diketahui siapa pemesan tabung gas impor ini," katanya di Jakarta kemarin.

Ia menjelaskan penempelan kode perusahaan bisa dilakukan oleh produsen tabung di pabrikan Indonesia. Jika memang produsen nasional yang memesan tabung itu, "Itu cara yang cerdik."

Tjiptadi menduga satu dari 12 produsen pemenang tender pengadaan tabung memesan kepada importir untuk memenuhi target kontrak dengan Pertamina. Dugaan lain, Pertamina yang memesan.

Soal harga tabung dari Cina tersebut, kata dia, sekitar US$ 6,1 per unit dengan bea masuk 15 persen. Bila dikonversi dalam rupiah, harganya plus bea masuk menjadi sekitar Rp 70 ribu. Adapun harga produksi di dalam negeri Rp 75 ribu tanpa valve.

"Harganya tak jauh dari produksi dalam negeri."


Thursday, July 28, 2016

PERAMPOKAN ATM BCA

Selasa, 17 Mei 2011 - 15:45 wib
Spesialis Pembobol ATM BCA Diringkus
Ilustrasi ATM BCA (Foto: Dok Okezone)
Ilustrasi ATM BCA (Foto: Dok Okezone)


JAKARTA - Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya menangkap dua orang mantan karyawan vendor pengisian uang PT Armarindo, Agus Santoso, dan Aditya Bawono. Keduanya merupakan spesialis pelaku pembobolan ATM BCA di Jakarta dan Solo.

Kepala Sub Dit Tanah dan Bangunan, Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya, AKBP Herry Heryawan mengatakan, PT Armarindo merupakan perusahaan jasa pengisian uang ke ATM BCA, Agus dan Aditya pernah bekerja di perusahaan tersebut sebagai karyawan bagian pengisian uang.

Karena sudah mengetahui seluk beluk mesin ATM, pengetahuan tersebut ternyata dimanfaakan keduanya untuk melakukan tindak kriminal. Pelaku tidak hanya beraksi di Jakarta, beberapa ATM yang pernah dibobol di antaranya berada di Solo.

"Modusnya pelaku mengambil uang seperti biasa namun pada saat uang keluar, mesin ATM dimatikan dengan cara merusak bagian cashing agar tombol power tersentuh," tegas Herry kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (17/5/2011).

Keduanya ditangkap di Perumahan Asabri Magetan, Jawa Timur. Herry mengatakan awalnya polisi mendapatkan laporan bahwa pelaku pembobolan ATM yang terjadi di Cilandak Town Square sedang berada di daerah Perumahan Asabri, kemudian polisi menelusuri kabar tersebut. Pada 15 Mei 2011, sekira pukul 10.00 WIB polisi berhasil menangkap Agus Santoso.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, Agus mengakui pernah melakukan pembobolan ATM BCA Mangga Dua Mall, ATM BCA Stasiun Gambir bersama Aditya dan Imam Suadji. Imam saat ini ditetapkan sebagai DPO. Selanjutnya pada 15 Mei 2011 sekira pukul 15.30 WIB polisi menagkap Aditya di Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur.

"Dari hasil pemeriksaan tersangka pernah melakukan kejahatan sebanyak lima kali, masing-masing didaerah ATM BCA Mangga Dua Mall, ATM BCA Carrefour Pabelan, ATM BCA Stasiun Gambir, ATM BCA Villa Mas Melati, ATM BCA Stasiun Banyumanik," terang Herry.

Berdasarkan laporan PT Bank Central Asia didapati kerugian sebesar Rp 57 juta. Herry menambahkan tertangkapnya pelaku tidak lepas dari peran kamera CCTV yang terpasang diatas mesin ATM, aksi kejahatan Agus yang saat itu memakai topi terekam kamera CCTV ATM BCA Stasiun Gambir. "Pada saat melakukan pembobolan dia memakai topi yang sama dengan yang ada dalam barang bukti," terangnya.

Saat ini keduanya telah meringkuk di tahanan Polda Metro Jaya guna penyelidikan lebih lanjut. Keduanya dikenakan pasal 363 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal enam tahun penjara.