Thursday, October 5, 2017

PERTAMINA AND RNI

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/3315712/rni-pertamina-dan-toyota-kembangkan-rumput-gajah-jadi-biofuel

Jumat 07 Oct 2016, 16:07 WIB
RNI, Pertamina, dan Toyota Kembangkan Rumput Gajah Jadi Biofuel

Jakarta - Dua BUMN, yaitu PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan PT Pertamina (Persero), bersama Toyota Motor Corporation mengembangkan biomassa napier grass atau rumput gajah sebagai bahan baku biofuel.

Pemanfaatan rumput gajah itu tidak terlepas dari kandungan biomassa yang tinggi, sehingga cocok digunakan sebagai salah satu bahan pembuat biofuel.

Pengembangan biofuel ini ditandai dengan Panen Perdana Rumput Gajah, di Majalengka, Jawa Barat kemarin. Acara panen perdana itu juga turut dihadiri Direktur Pengembangan Usaha dan Investasi RNI Agung P. Murdanoto bersama Vice President Pertamina M. Taufik Afianto, Perwakilan PT Toyota Motor Corporation Takahashi Kazushi, Direktur Produksi PT PG Rajawali II Bambang Eka Darutama, dan Direktur Keuangan PT PG Rajawali II Heru Mulyono.

Sebagai BUMN dengan bisnis inti agro industri, PT RNI berupaya berperan aktif dalam pengembangan energi terbarukan yang berbasis perkebunan, salah satunya melalui pemanfaatan biomassa yang dihasilkan dari rumput gajah menjadi biofuel," kata Direktur Utama RNI, Didik Prasetyo, dalam keterangannya, Jumat (7/9/2016).

Didik mengatakan, sejak 2015 Pusat Penelitian Agro milik PT PG Rajawali II Cirebon telah menyiapkan lahan seluas 7 ha di HGU PG Jatitujuh, Majalengka, untuk keperluan riset pengembangan tanaman yang berpotensi sebagai sumber energi. Pemanfaatan rumput gajah itu sendiri tidak terlepas dari kandungan biomassa yang tinggi sehingga cocok digunakan sebagai salah satu bahan pembuat biofuel.

"Iklim di Indonesia sangat mendukung pengembangan rumput gajah. Selama ini rumput gajah belum banyak dimanfaatkan selain sebagai makanan ternak, bahkan terkadang dibiarkan tumbuh secara liar, padahal kandungan biomassanya cukup baik untuk dijadikan sumber energi terbarukan," kata Didik.

Agar pengembangan biofuel ini berkelanjutan, baik dari sisi pasokan bahan baku, riset, pengembangan, dan kebermanfaatan digagas kerja sama kemitraan strategis antara RNI, Pertamina, dan Toyota Motor Corporation.

"Untuk pemanfaatannya, RNI menjalin sinergi BUMN dengan Pertamina, yang pasti, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, sumber energi terbarukan dari jenis biomassa diarahkan untuk ketenagalistrikan dan transportasi," tambah Didik.

Pemerintah Indonesia memang terus menggenjot kebijakan peningkatan subtitusi biofuel ke dalam BBM untuk menekan tingginya angka impor BBM, yang pada tahun ini mencapai 8 juta barel per bulan. Dengan subtitusi penggunaan bahan bakar terbarukan, diharapkan terjadi penghematan devisa serta mendukung clean energy.

Sasaran kebijakan energi terbarukan khususnya biomassa, seperti yang dicanangkan dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor: 12 Tahun 2015, tentang Kebijakan Energi Nasional adalah mewujudkan bauran energi untuk energi baru dan terbarukan terhadap konsumsi energi nasional Iebih dari 23% (dua puluh tiga persen) pada tahun 2025.

"Ke depannya tidak menutup kemungkinan RNI akan menjajaki pemanfaatan sumber energi terbarukan lainnya mengingat potensi limbah biomass yang dihasilkan dalam proses produksi di perkebunan dan pabrik-pabrik RNI Group cukup besar," kata Didik. (wdl/wdl)

kenjeran

http://surabaya.tribunnews.com/2014/03/29/korban-tewas-di-kenjeran-terhempas-ombak-saat-meditasi-di-laut?page=2

Korban Tewas di Kenjeran Terhempas Ombak Saat Meditasi di Laut
Sabtu, 29 Maret 2014 16:59

SURYA Online, SURABAYA - Tiga warga yang tewas usai terseret ombak di Pantai Kenjeran ternyata sedang melakukan meditasi di laut.
Mereka berasl dari kelompok perguruan meditasi Hati Semesta.
Peristiwa itu bermula pada, Sabtu (29/3/2014) sekitar pukul 10.15 WIB.

Mulanya delapan orang bekumpul di rumah Wendi Wijaya, Ketua perkumpulan Meditasi Hati Semesta di Semolowaru Elok Z 5 Surabaya.
Kemudian, mereka berangkat menuju Pantai Kenjeran. Lantas, mereka menyewa perahu sampan Sagita dan rombongan kemudian diantar  pemilik perahu menuju lokasi Gunung Pasir yang berjarak sekitar dua kilometer dari bibir pantai.
Sesampai di lokasi, tujuh orang turun kemudian melakukan meditasi dengan cara berdiri melingkar sambil bergandengan tangan.
Mereka melingkar di kedalaman air sedada dengan mengelilingi sesaji di tengah lingkaran.
Tak sampai lama, tiba-tiba ombak tinggi menerjang. Tujuh orang itupun terhempas dan hanyut terbawa arus air laut.
Pemilik perahu sempat berusaha menolong, tapi tak mampu menolong semua korban.
Akibat peristiwa itu, tiga korban tewas, satu masih kritis, dan tiga lainnya selamat.

Korban selamat dan beberapa saksi lain masih menjalani pemeriksaan di Polsek Kenjeran," kata Kasubag Humas Polres Tanjung Perak, AKP Lily Djafar.
Tiga korban tewas adalah Wendi Wijaya (37), ketua perkumpulan asal Semolowaru; Zaini (40), warga Tenggilis; dan Yanto (36), asal Magetan.
Sedangkan yang selamat dalam peristiwa itu ada Yudi Eko wanto (41), warga Semolowaru; Ridwan Cahyadi (48), warga Darmo Permai; Kholifah (40), asal Tenggilis; Samsul Muarif (43), tukang perahu asal Kenjeran; Cuncun Junianto (36), warga Simorejo Sari; dan Andik P (22), warga Dukuh Pakis.

Dari hasil pemeriksaan awal terhadap para korban, diketahui bahwa mereka ini tidak mengenal satu sama lainnya. Sebab, selama ini mereka berhubungan melalui internet.
Di kelompok meditasi itu, ada korban yang berasal dari Surabaya, Jakarta, Lamongan, Magetan dan sejumlah daerah lain di Indonesia.
Pada kegiatan ini, mereka berencana melakukan semedi bersama di Gunung Pasir, Pantai Kenjeran, Surabaya.

Wednesday, October 4, 2017

corruption at the slope of lawu mountain

http://www.surabayapagi.com/read/123555/2015/03/19/Penyidikan_Korupsi_Kunker_dan_KUPS_Bank_Jatim_Mandeq.html

Penyidikan Korupsi Kunker dan KUPS Bank Jatim Mandeq
Kamis,19 Maret 2015 | 03:11 WIB


MAGETAN (Surabaya Pagi) - Sedikitnya dua kasus besar dugaan korupsi yang ditangani Kejaksaan Negeri (Kejari) Magetan yakni Kunjungan Kerja (Kunker) DPRD Magetan periode 2009-2014 senilai Rp 11 miliar serta Program Kredit Usaha Ternak Sapi (KUPS) Bank Jatim senilai Rp 11 miliar hingga kini tidak jelas perkembanganya.

Bahkan, dua kasus korupsi yang menyeret sejumlah nama pejabat teras di Kabupaten Magetan tersebut,terkesan sengaja ditenggelamkan oleh Kejari Magetan. Sebab,sejak ditangani tahun 2013 lalu,kelangsungan dua kasus ini tidak pernah jelas.

Sebut saja kasus dugaan korupsi kegiatan Kunker DPRD Kabupaten Magetan periode 2009-2014 senilai 11 Miliar TA 2012.Tiga pimpinan DPRD Kabupaten Magetan yakni Sutikno ( PAN),Sofandi (Golkar) dan Shoim (Demokrat) sempat diperiksa oleh Kasi Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Magetan era Iwan Winarso,( 28/3/2013).

Tidak hanya trio pimpinan Dewan Sutikno Cs,Sekretaris DPRD Kabupaten Magetan,Iswahyudi Yulianto dan Plt SekdaKab Magetan,Mei Sugihartini juga dimintai keterangan oleh Penyidik Kejari Magetan terkait dugaan mark-up kegiatan Kunker DPRD Magetan yang menelan anggaran APBD Magetan sebesar TA 2012 sebesar Rp 11 Miliar, (17/2/2014).

Kasi Pidana Khusus Kejari Magetan,Sulistyo Wahyudi, berdalih jika saat ini pihaknya masih konsentrasi penyelidikan dugaan penyelewengan pengadaan sepatu PNS senilai Rp 1,3 miliar TA 2014. "Kita masih konsentrasi kasus sepatu PNS agar cepat selesai, baru menginjak kasus lainya," kata mantan Kasi Intel Karanganyar,Jateng,tersebut, Rabu (18/3).

Selain kasus dugaan korupsi Kunker DPRD Magetan TA 2014 senilai 11 miliar, Kejari Magetan juga mempuyai tunggakan kasus dugaan Korupsi KUPS Bank Jatim senilai 11 miliar Tahun 2011.

Diketahui,dalam kasus ini Kejari Magetan telah memeriksa Wakil Bupati Magetan,Samsi dan Ketua DPRD Kabupaten Magetan periode 2009-2014,Joko Suyono,sebagai penanggung jawab kelompok penerima bantuan dari Bank Jatim Magetan.Tidak hanya dari kalangan birokrat Magetan,sejumlah petinggi Bank Jatim Kacab Magetan yakni,Noer Tjahjo,juga menjalani pemeriksaan oleh Penyidik Kejari Magetan.

Kasi Pidsus Kejari Magetan,Sulistyo Wahyudi, mengaku akan koordinasi dengan Kejari Magetan, Jhon Lebe Unaraja, terkait perkembangan kasus tersebut," Kita siap menangani dua kasus itu, namun kita ada keterbatasan penyidik. Kita akan koordinasi dengan Kajari atas dua kasus ini", Pungkas Sulistyo Wahyudi. Rik/Aan

july 2010

http://nasional.kompas.com/read/2010/07/13/05000165/uganda.diguncang.bom

Uganda Diguncang Bom

Kampala, Senin - Acara menonton bareng final sepak bola Piala Dunia di dua tempat berbeda di Kampala, ibu kota Uganda, Minggu (11/7) malam, menjadi medan maut. Bom meledak secara simultan, 74 orang tewas dan 65 lainnya terluka. Bom diduga diledakkan aktivis Al Shabab, sayap jaringan teroris Al Qaeda di Somalia.

”Sebanyak 74 orang tewas dan 65 lainnya terluka. Nama para korban dan asal-usulnya akan diumumkan rinci kemudian,” kata juru bicara Kepolisian Nasional, Judith Nabakooba, Senin pagi.

Dua ledakan terjadi serempak, masing-masing di Restoran Ethiopian Village di Distrik Kabalaga dan Lugogo Rugby Club di pusat kota Kampala. Suasana riang penonton pertandingan final Spanyol versus Belanda berubah dramatis. Darah dan potongan tubuh berserakan di tengah massa penonton yang berubah histeris. Jeritan dan tangis pilu terdengar di antara taburan serpihan kursi, meja, dan sebagian bangunan yang hancur.

Bom di klub Rugby terjadi di tengah kerumunan massa yang menonton siaran televisi layar lebar. Polisi mengatakan, 49 tewas di klub dan 15 lainnya tewas di restoran. Sejumlah warga AS dari grup gereja Pennsylvania terluka di restoran, termasuk Kris Sledge (18).

”Saya pingsan, orang-orang berteriak dan berlarian,” kata Slegde asal Selinsgrove, Pennsylvania, di rumah sakit pusat Mulago. Kaki kanannya dibalut perban, wajahnya terluka bakar.

Juru bicara Kedutaan Besar AS di Kampala, Joann Lockard, mengatakan, satu warganya tewas dan tiga lainnya dirawat.

Al Shabab Somalia

Kepala Polisi Kampala Inspektur Jenderal Kale Kayihura menuturkan, kelompok garis keras Al Shabab, Somalia, ada di balik peristiwa ini. Al Shabab, yang diduga memiliki kaitan erat dengan jaringan teroris Al Qaeda, menampung pula militan Irak, Afganistan, dan Pakistan yang hijrah karena konflik dengan kelompok asalnya. Serangan bom simultan merupakan salah satu keunggulan Al Qaeda. Jika sinyalemen ini benar, itu adalah aksi bom pertama yang dilakukan Al Shabab di luar Somalia.


Advertisment
Ledakan terjadi hanya dua hari setelah seorang komandan Al Shabab, Sheik Muktar Robow, menyerukan kepada pengikutnya untuk mengebom sejumlah tempat di Uganda dan Burundi. Dua negara yang bertetangga dengan Somalia ini telah mengirim tentaranya untuk memperkuat pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika di Somalia. Uganda adalah negara pertama yang mengirim pasukan, yakni tahun 2007.

Potongan kepala dan kaki yang ditemukan di klub diduga kuat pelaku bom bunuh diri. Kayihura mengatakan, pelaku bom bunuh diri ganda itu diduga kuat adalah warga Somalia di AS yang telah lama direkrut oleh Al Shabab. Nama Al Shabab lebih populer dari nama panjangnya, Harakat al-Shabaab Mujahideen.

Di Mogadishu, ibu kota Somalia, seorang komandan Al Shabab, yakni Sheik Yusuf Sheik Issa, Senin pagi mengatakan bergembira atas dua ledakan di Kampala. Dia tidak membenarkan atau menyangkal Al Shabab di balik aksi bom itu.

”Uganda adalah salah satu daftar musuh-musuh kami. Apa yang membuat mereka menangis, membuat kami tertawa bahagia. Semoga kemarahan Allah menimpa mereka yang melawan kami,” kata Sheik Issa.

Selain mengirim pasukan ke Mogadishu, Uganda menampung tentara Somalia yang telah dilatih AS dan program-program yang didukung Eropa. Juru bicara Gedung Putih, Tommy Vietor, menuturkan, AS siap membantu Pemerintah Uganda. Presiden Barack Obama bersedih dan menyebut serangan itu ”menyedihkan dan pengecut”.

Menlu AS Hillary Clinton menambahkan, ”AS satu kaki dengan Uganda. Kami bersahabat lama, dekat dengan masyarakat dan Pemerintah Uganda. Kami akan bekerja bersama menyeret pelaku ke pengadilan.”

Menlu Kenya Moses Wetangula, pekan lalu, mengatakan, militan internasional telah berkumpul di Somalia karena kekuasaan pemerintah lemah, sementara militan terus menguat.(AP/AFP/REUTERS/CNN.NEWS/CAL)

http://www.voa-islam.com/read/tsaqofah/2010/07/10/7990/inilah-peristiwa-yang-disaksikan-rasulullah-pada-malam-isra-miraj/#sthash.pz2WcLX0.dpbs

Inilah Peristiwa yang Disaksikan Rasulullah pada Malam Isra' Mi'raj
Alhamdulillah, shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad. Keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya hingga hari kiamat. Amma ba’du:

Meskipun peristiwa Isra’ dan Mi’raj diperselisihkan para ulama kapan terjadinya, yakni tidak ada kepastian terjadi pada tanggal 27 Rajab. Demikian juga karena tidak ada contoh dari Nabi shallallahu ’alaihi wasallam, kemudian para sahabat beliau serta para tabi’in dalam merayakannya, namun karena perhatian mayoritas kaum muslimin didunia pada hari ini tertuju kepada peristiwa Isra’ Mi’raj sehingga kita banyak mendengar dari para khatib, da’i, asatidzah, menyampaikan detil peristiwa tersebut termasuk gambaran-gambaran yang dilihat Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam, baik yang bersandar kepada riwayat yang shahih maupun tidak, maka kami ingin menukil dari sebagian ulama tentang sejauh mana keshahihan riwayat-riwayat tersebut.

Diantara gambaran yang disaksikan oleh Rasuullah shallallahu ’alaihi wasallam pada malam Isra’ adalah:

Para ahli ghibah:

Beliau melihat satu kaum yang memiliki kuku dari tembaga yang dengannya mereka mencakar wajah dan dada mereka sendiri. Maka Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam: maka aku bertanya: siapakah mereka wahai Jibril ? dia menjawab: Mereka adalah orang-orang yang memakan daging saudaranya sendiri (ghibah) dan melanggar kehormatan mereka. Hadits riwayat Imam Ahmad dan Abu Dawud dishahihkan oleh Syaikh Albani dan Al-Arnauth.

e-ktp and my kad


https://www.merdeka.com/dunia/membandingkan-e-ktp-di-indonesia-dan-mykad-di-malaysia.html

Membandingkan e-KTP di Indonesia dan MyKad di Malaysia

Selasa, 14 Maret 2017 17:17


Merdeka.com - Upaya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengungkap dugaan korupsi kebijakan Kartu Tanda Penduduk (KTP) elektronik akhirnya menuai hasil. Sejumlah nama besar pun tersangkut dalam kasus tersebut, yang merugikan negara sampai Rp 2,3 triliun terhadap program yang dimulai sejak 2011 lalu ini.

Nama-nama yang tersangkut mulai dari mantan Ketua Fraksi Golkar di DPR Setya Novanto, Ketua Konsorsium Percetakan Negara Republik Indonesia Isnu Edhi Wijaya, mantan Sekretaris Jenderal Kemendagri Diah Anggraini, mantan anggota Komisi II DPR Ganjar Pranowo, hingga Yasonna Laoly.

Bahkan, nama-nama seperti Gamawan Fauzi, Dradjat Wisnu Setyawan, beserta 6 anggota panitia pengadaan, Husni Fahmi beserta 5 anggota tim teknis, Johannes Marliem, Anas Urbaningrum, Marzuki Alie, Olly Dondokambey, Melchias Marchus Mekeng, Mirwan Amir, Tamsil Linrung, Taufik Effendi, Teguh Djuwarno, Chairuman Harahap, Arief Wibowo, Mustokoweni, Rindoko, Jazuli Juwaeni, Agun Gunandjar Sudarsa, Ignatius Mulyono, Miryam S Haryani, Nu'man Abdul Hakim, Abdul Malik Haramaen, Jamal Aziz, Markus Nari, dan 37 anggota Komisi II DPR disebut menerima uang haram tersebut.

Dibanding KTP sebelumnya, nama yang terdata dalam kartu pengenal itu masuk telah di-komputerisasi dan berlaku secara internasional. Salah satu tujuannya adalah untuk menjaga keabsaan identitas dan diakui secara internasional, sekaligus memberantas KTP palsu.

Tindakan pemalsuan juga bisa dicegah, termasuk mengantisipasi data kembar yang merujuk pada satu orang, sebab setiap pemilik e-KTP sudah melalui proses pemindaian retina mata dan sidik jari.

Jika di Indonesia sistem ini masih bermasalah dan malah bikin megakorupsi. Berkacalah pada Malaysia dengan kartu identitas elektronik yang diberi nama MyKad. Sudah sejak tahun 2001 kartu ini jadi pengenal identitas tunggal di negeri jiran itu.

MyKad wajib dimiliki seluruh warga negara atau penduduk permanen berusia di atas 12 tahun.

Jika e-KTP hanya berfungsi sebagai kartu identitas untuk mengajukan aplikasi ke bank dan mengurus dokumen tertentu. MyKad memiliki banyak fungsi, yakni sebagai lisensi berkendara, dokumen perjalanan, serta informasi kesehatan. Tak perlu repot-repot lagi mengurusi kartu ini-itu.

Bahkan, kartu ini bisa dipakai sebagai e-cash atau dompet elektrik dan terintegrasi langsung dengan Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Rencananya MyKad juga akan dikembangkan sebagai kartu perjalanan buat para traveller, dan bisa digunakan sebagai kartu pembayaran multi-guna sebagai kartu kredit atau debit.

Jika diterapkan secara benar, kartu identitas tunggal ini sebenarnya juga bisa meminimalisir terjadinya kecurangan saat Pemilu. Misal, tak akan ada lagi pemilih ganda atau pemilih siluman. Tak ada juga orang meninggal masih diberi hak pilih. [tyo]









Tuesday, October 3, 2017

corruption in east java

http://www.surabayapagi.com/read/148110/2017/01/04/4_Direksi_Bank_Jatim_era_Hadi_Sukrianto_Tersangka_Korupsi_Rp_124_Miliar.html

4 Direksi Bank Jatim era Hadi Sukrianto Tersangka Korupsi Rp 124 Miliar

Dibobol oleh PT SGS Sidoarjo yang Dimiliki oleh Ayong dan Punggowo dengan Direktur Utama Boneka, Rudi Wahono, yang Sebenarnya Pegawai Biasa

SURABAYA PAGI, Surabaya- Bareskrim Polri mengungkap dugaan korupsi di Bank Jatim, era Hadi Sukrianto, Direktur Utama. Kini telah ditetapkan empat mantan direksi sebagai tersangka. Polri belum menetapkan tersangka dari pihak nasabah PT Surya Graha Semesta (SGS), Sidoarjo, yang diduga membobol uang Bank Jatim sebesar Rp 124 miliar. Dalam kasus ini, kata direksi PT SGS, yang melobi direksi Bank Jatim adalah Ayong dan Punggowo, selaku pemegang saham PT SGS. Sedangkan Direktur utama PT SGS, Rudi Wahono, hanya diperintah menandatangani kredit Standby loan, bersama Erwanto, orang kepercayaan Ayong.

Wartawan Surabaya Pagi yang menghubungi pejabat di Bareskrim Polri, mendapat keterangan, saat ini penyidik sudah memeriksa puluhan saksi. Termasuk beberapa direksi yang sudah pensiun. Diantaranya Wonggo Prayitno. "Kami menyidik kasus ini dengan mengirim penyidik ke Surabaya meminjam ruang penyidik di Satreskrim Polrestabes Surabaya," jelasnya, Selasa (3/1/2017) siang kemarin. Bahkan untuk penyitaan beberapa mobil, penyidik Bareskrim Polri meminjam Polsek Wonokromo sebagai tempat penyimpanan mobil sitaan dari Direktur PT SGS.

Kredit Standby Loan sendiri merupakan fasilitas kredit modal kerja kepada Kontraktor untuk menyelesaikan suatu pekerjaan berdasarkan Kontrak Kerja dengan plafon tertentu yang dapat dicairkan secara revolving per proyek atau kontrak kerja dan pelunasan kreditnya bersumber dari pembayaran termyn Proyek yang bersangkutan.

Sementara, penyidik Bareskrim menyebut sudah 4 orang dari internal Bank Jatim, yang ditetapkan sebagai tersangka. Dari keempat tersangka itu, baru satu yang sudah ditangkap, sedang yang lain masih belum ditahan.

Dari penelusuran Surabaya Pagi, keempat tersangka yakni beberapa pimpinan di Bank Jatim pusat era pimpinan Direktur Utama Hadi Sukrianto. Beberapa mereka memang pejabat tinggi, Direksi juga. Ada juga yang pimpinan divisi, sebut sumber internal di Bareskrim Mabes Polri, kepada Surabaya Pagi, Selasa kemarin.

Skandal ini yang diduga kuat menjadi penyebab mundurnya (dimundurkannya) mantan direktur utama sekaligus mantan komisaris Bank Jatim Hadi Sukrianto. Pria yang hobi golf ini diduga ikut dalam proses persetujuan pencairan hingga hapus buku.

Sementara, PT SGS sendiri saat ini sedang diproses di Kejaksaan Tinggi (Kejati Jatim), terkait dugaan korupsi sejumlah proyek fisik, diantaranya pembangunan Jembatan Brawijaya di Kota Kediri, yang dana pembangunannya juga diperoleh dari kredit yang dikucurkan oleh Bank Jatim, saat era Hadi Sukrianto.

Kepastian ada hubungan antara kredit PT SGS dengan kemunduran Hadi, diketahui dari dokumen surat pengunduran diri Hadi Sukrianto tertanggal 17 Maret 2016 kepada Gubernur Jawa Timur (pemegang saham pengendali Bank Jatim), dengan perihal Pengunduran diri sebagai Komisaris Bank Jatim.

Fakta ini menjawab pernyataan Komisaris Utama (independen) Bank Jatim, Heru Santoso, yang hanya menyebut Bank Jatim melihat manfaat dan mudorot terhadap perilaku. Seluruh tingkah pola kita lihat manfaat dan mudorotnya. Kita meminimalkan mudorotnya daripada memaksimalkan manfaatnya, jelasnya pada Jumat (24/6/2016) silam.

Direksi Akui Hapus Buku
Sementara dari dokumen yang diterima Surabaya Pagi, juga terungkap pengakuan Hadi Sukrianto, bahwa salah satu tim pemeriksa di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kantor regional 3 (kini 4), menanyakan hasil Fit and Proper terkait kredit bermasalah atas nama PT SGS berdasarkan laporan LSM. Hadi juga mengaku sebagai direktur utama di masa itu merasa bertanggung jawab sebagai pemimpin yang tidak mampu mendeteksi secara rinci yang sesungguhnya terjadi.

Setidaknya ada beberapa nama direksi aktif dan non-aktif Bank Jatim disinyalir juga terlibat dalam aksi hapus buku atas debitur PT SGS yang diduga telah menyebabkan kerugian keuangan daerah Jawa Timur yang ada di Bank Jatim, dimana kerugian itu juga sudah diperiksa berdasarkan audit external BPKP dan BPK Perwakilan Jawa Timur tahun 2015.

Dari dokumen hapus buku sebanyak 3 kali, ditemukan fakta bahwa direksi Bank Jatim periode sebelumnya, terdapat nama-nama direksi Bank Jatim yang secara terang ikut menandatangani proses hapus buku sebanyak 3 kali.

Padahal, dari penyelidikan tim BPK RI Perwakilan Jawa Timur ke sejumlah Kabupaten/Kota di Jawa Timur, diketahui kalau PT SGS ternyata sudah menerima termyn-termyn proyek, termasuk untuk pembangunan Jembatan Brawijaya di Kota Kediri, Jembatan Kedung Kandang Kota Malang, proyek RSUD Gambiran Kota Kediri, pembangunan Gedung Poltek II Kota Kediri, Pembangunan kantor terpadu Kabupaten Ponorogo, pembangunan Setda Madiun, pembangunan gedung kantor PT Bank BPR Jatim, pembangunan proyek pasar Caruban Madiun, dengan jumlah nilai proyek mencapai Rp 430.819.524.000,00,00

Menjadi Janggal
Dengan fakta adanya penerimaan termyn-termyn itu, maka syarat Hapus Buku untuk PT SGS menjadi janggal, karena PT SGS terbukti masih mampu untuk membayar cicilan kredit, bukan gagal bayar atau bangkrut sebagai salah satu syarat dilakukannya aksi Hapus Buku.

Direksi Bank Jatim era pimpinan Drs. Suroso, tidak tahu permasalahan dugaan korupsi Rp 124 miliar, karena saat itu Suroso masih menjabat Direktur Utama Bank UMKM Jatim.

"Pak Suroso, ditugaskan Gubernur benahi Bank Jatim era kepemimpinan Hadi Sukrianto," jelas seorang pejabat Bank Jatim, semalam.

Pegawai Rendahan
Sementara itu aset-aset tanah dan bangunan yang dijaminkan PT SGS, sudah dilakukan penyitaan oleh Bank Jatim. Termasuk beberapa mobil mewah yang disita tanpa BPKB.

Rudi Wahono, yang dicacatkan ke Bank Jatim sebagai Direktur Utama PT SGS, hasil pelacakan Surabaya Pagi, adalah pegawai rendahan di PT SGS. Ia dijadikan boneka oleh Ayong dan Punggowo, dengan iming-iming gaji direktur. Kini, setelah skandal PT SGS terbongkar, mobil inova perusahaan disita Polri, Rudi yang berdomisili di Tulangan, naik sepeda motor. Bahkan saat dipanggil penyidik Bareskrim Polri di Jakarta, ia disangoni penyidik, karena kehabisan uang saku. rm/007/isa




https://bidiknasional.com/2017/04/22/%E2%97%BEmengorek-skandal-mega-korupsi-bank-jatim-1/

Mengorek Skandal Mega Korupsi Bank Jatim

SURABAYA, BN – Mantan ketua KPK Abraham Samad sebelum lengser pernah mengatakan, bahwa korupsi terbesar ada di Jatim. Nampaknya, sinyalemen Abraham Samad itu satu per satu mulai terungkap. Salah satunya skandal mega korupsi Bank Jatim yang diduga merugikan keuangan Negara Rp 147.483.736.216,01 (147,4 M). Modusnya, diduga oknum direksi Bank Jatim melalui para stafnya telah menghapusbukuan kredit atas debitur PT Surya Graha Semesta (SGS) dengan alasan kredit macet, namun berdasarkan audit BPK perusahaan tersebut tidak kesulitan keuangan karena telah menerima pembayaran termin dari sejumlah proyek yang dikerjakan. Diam-diam kasus ini telah disidik oleh Direktorat Reserse Ekonomi Khusus Bareskrim Mabes Polri pimpinan Brigjen Pol Agung Setya, SH,S.Ik, M.Si.

Setelah melakukan serangkaian penyelidikan dan penyidikan sejumlah saksi dan barang bukti, tim Direktorat Reserse Ekonomi Khusus Bareskrim Mabes Polri akhirnya menetapkan lima orang tersangka yakni ; 1) Eko Antono, direktur Kepatuhan Bank Jatim, 2) Wonggo Prayitno, mantan pimpinan Divisi Kredit KMK Bank Jatim, 3) Arya Lelana, mantan Pimsubdiv Kredit KMK Bank Jatim, 4) Iddo Laksono Hartanto, Assistant Relationship Bank Jatim, 5) Harry Sunarno, mantan Pimpinan Bank Jatim Cabang Pasuruan.

“Kasus ini tidak akan berhenti dengan lima tersangka itu saja, sebab ada bukti dan saksi bahwa dugaan kuat penghabusbukuan itu karena ada keterlibatan oknum direksi Bank Jatim di era kepemimpinan Dirut Hadi Sukrianto. Ya..,  ini bisa dikatakan mega korupsi berjamaah dan sistematis, “ ujar sumber BN di Bareskrim Mabes Polri.

Informasi diperoleh BN, kasus ini bermula dari pemberian fasilitas kredit Stanby Loan   kepada PT SGS beralamat di Jl Mojopahit Komplek Perniagaan Jati Kepuh Blok C 2-4 Celep Kec/Kab Sidoarjo Jatim, untuk membiayai proyek –proyek APBD dan APBN berdasarkan kontrak kerja dengan plafon tertentu. Kredit dapat dicairkan secara revolving per proyek. Sedang pelunasan kreditnya di Bank Jatim dibayar setelah termin proyek cair. Pemberian mega kredit  kepada perusahaan milik Cahyo alias Ayong, diduga atas peran Arya Lelana , mantan Pimsubdiv Kredit KMK Bank Jatim Kantor Pusat Jl Basuki Rachmad no 98-104 Surabaya.

Oleh PT SGS, kredit tersebut telah digunakan untuk membiayai sejumlah proyek besar diantaranya ; 1) Pembangunan  jembatan Brawijaya Kota Kediri, 2) Pembangunan jembatan Kedung Kandang Kota Malang, 3) Pembangunan Gedung RSUD Gambiran 2 Kota Kediri, 4) Pembangunan Gedung Poltek II Kota Kediri, 5) Pembangunan Kantor Terpadu Pemkab Ponorogo, 6) Pembangunan Gedung Setda Madiun, 7) Pembangunan Gedung Kantor BPR Jatim, 8) Pembangunan Pasar Caruban Madiun, dengan nilai total Rp 430.819.524.000,-.

Dalam perkembangannya, PT SGS mengaku kesulitan keuangan dan tidak bisa melunasi utangnya di Bank Jatim. Padahal, berdasarkan audit BPK RI Perwakilan Jatim tahun 2015, perusahaan konstruksi tersebut telah menerima termin-termin pembayaran dari sejumlah proyek yang sumber dananya dari  APBD, APBN dan Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBHCT) tersebut dengan nilai total Rp 430.819.524.000,-. Namun alasan PT SGS yang tanpa dasar dan tanpa keputusan pailit dari pengadilan itu, ditelan mentah-mentah oleh oknum jajaran direksi Bank Jatim pimpinan Dirut Hadi Sukrianto.

Hasilnya bisa ditebak, oknum jajaran direksi Bank Jatim diketahui  telah melakukan penghapusbukuan kredit macet atas debitur PT SGS sebanyak tiga kali. Pertama; keputusan No 052/1781/Kep/Dir/PKB  tentang Penghapusbukuan Kredit Macet tertanggal 29 September 2014, Kedua; keputusan No 052/012/Kep/Dir/PKB tentang Penghapusbukuan Kredit Macet tertanggal 31 Desember 2014, Ketiga; Keputusan No 053/1461/Kep/Dir/PKB tentang Penghapusbukuan Kredit Macet tertanggal 28 Mei 2015. Kebijakan tersebut menyebabkan  Bank Jatim bobol Rp147.483.736.216,00.

Selain lima tersangka tersebut, apa benar para direksi Bank Jatim menikmati uang panas bank plat merah kebanggaan masyarakat Jatim tersebut? Apakah benar sinyalemen dari mantan Ketua KPK bahwa uang panas itu juga mengalir ke pejabat top di Jatim? Mengapa sejak awal PT SGS memasang Rudi Wahono, karyawan rendahan sebagai Dirut?  Mengapa OJK (Otoritas Jasa Keuangan Jatim) sebagai KPK-nya perbankan hanya diam saja? Lebih jelasnya ikuti laporan bersambung BN edisi mendatang

Sementara untuk memenuhi ketentuan UU No 40 tahun 1999 Tentang Pers dan kode etik Jurnalistik, redaksi BN telah mengirim surat konfirmasi no 022/Konf/IV-17/PU-BN tanggal 07 April 2017 kepada dirut Bank Jatim Drs Suroso dengan alamat kantor pusat Bank Jatim Jl Basuki Rachmat no 98-104 Surabaya , namun hingga berita ini diterbitkan tidak ada tanggapan dan penjelasan. (es/supra/bersambung edisi depan)


LANDAK REGENCY : DIAMOND, GOLD AND PALM

http://www.mataborneonews.com/2017/07/14/tambang-emas-ilegal-kuala-behe-makan-korban-jiwa/

Tambang Emas Ilegal Kuala Behe Makan Korban Jiwa

July 14, 2017 9:26 am / by matabn

MATABORNEONEWS.com, Landak –  Aktivitas Penambang Emas Tanpa Ijin (PETI) kembali menelan korban jiwa, kali ini kejadian tersebut terjadi di Dusun Kurnia, Desa Semedang, Kecamatan Kuala Behe, Kabupaten Landak pada Kamis (13/7) siang.
“Iya kemarin ada kejadian penambang emas tertimbun tanah di lokasi peti, lokasinya sekitar 2 KM dari Dusun Kurnia. Satu orang meninggal dunia,” ujar Kepala Desa (Kades) Semedang Hitri Yusuf, Jumat (14/7).

Kejadian itu diperkirakan antara jam 12 sampai jam satu siang. Dimana saat itu ada empat orang yang sedang melakukan aktivitas PETI.

“Korban yang meninggal dunia atas nama Resi Saputra (20), warga Desa Kuala Behe dan kemarin sudah dimakamkan,”katanya Kades.

Sedangkan tiga rekan korban lainnya yang selamat adalah Dedi (30), Bujang Lapo (24), Uteh (26) an merupakan warga Belimbing mengalami luka-luka. “Untuk yang tiga orang lainnya hanya mengalami luka-luka, dan sudah bisa beraktifitas seperti biasa,” jelasnya.

Kades membeberkan, aktivitas PETI memang sudah dilarang keras, sebagian masyarakat juga sudah ada yang menyadari karena beresiko tinggi. “Pedahal belum satu minggu yang lalu kami baru berikan sosialisasi dan himbauan tentang PETI,” katanya.

Untuk di Desa yang ia pimpin sudah mulai berkurang aktifitas Peti. “Kalau sekarang memang sudah jarang lagi yang kerja Peti, karena memang lokasi sudah mulai habis dan hasil sekarang tidak banyak lagi. Istilahnya memang sudah banyak yang gulung tikar,” bebernya.

Informasi yang dihimpun suaralandak. co.id menyebutkan, untuk kronologi kejadian itu bermula saat empat pekerja lagi nyemprot di dinding tanah di kedalaman sekitar 7 meter. Dimana dengan posisi dinding tanah saat itu agak miring.

Kemudian saat nyemprot, tiba-tiba tanah longsor dan para pekerja memang sempat lari. Tapi korban atas nama Resi Saputra tidak bisa lari karena kaki tersangkut di paralon yang besar sehingga tertimbun. Sedangkan dua rekannya berhasil lari dengan aman.

Sedangkan satu lagi rekannya ada yang tertimbun longsor juga, namun tangan masih terlihat. Kemudian dua rekannya berhasil menarik tangan tersebut dan akhirnya diselamatkan. Sedangkan Resi Saputra tidak tertolong. Sebelum akhirnya diberitahu kepada warga kampung.


http://bangka.tribunnews.com/2017/03/24/wow-penambang-di-kalimantan-barat-temukan-berlian-20-karat-dijual-laku-rp-5-miliar
Wow, Penambang di Kalimantan Barat Temukan Berlian 20 Karat, Dijual Laku Rp 5 Miliar

BANGKAPOS.COM - Postingan akun Facebook, Juliadi Jer, sontak menyita perhatian netizen.
Tiga foto yang diunggahnya menampilkan satu berlian 20 karat, dan seorang pria yang sedang memegang tumpukan uang pecahan Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu di hadapannya, yang menurut keterangan Juliadi Jer, tumpukan uang tersebut sebanyak Rp 5 miliar.
"Intan berlian 20 karat, ditemukan penambang emas landak," tulis akun Juliadi Jer menyertai keterangan foto tersebut, Kamis (23/3/2017).

Sejak diposting 23 jam yang lalu, postingan Juliadi Jer ini sudah terdapat 101 like, 35 komentar dan 243 kali dibagikan.
Akun Facebook Aprilia Ny Syaufani tampak mengomentari postingan ini. Ia menanyakan apakah intan tersebut baru ditemukan.
"Baru 1 bulan yang lalu, dijual di Jakarta laku Rp 5 miliar," tulis Juliadi Jer menjawab komentar Aprilia Ny Syaufani.
Menurut akun Juliadi Jer pula, pemilik intan berlian ini, setelah menjual intan tersebut, langsung membeli mobil baru.
"Mantap lh, langsung beli mobil baru de' jak, tadi jak along diajak jalan-jalan same die," tulisnya.
Dalam balasan komentarnya, Juliadi Jer menjelaskan bahwa pria beruntung yang menemukan intan 20 karat tersebut merupakan warga Kecamatan Kuala Behe, Kabupaten Landak.
Ada pula netizen yang mengomentari, agar hasil temuan berlian dan tumpukan uang Rp 5 miliar tersebut tak diposting di Facebook, karena menurutnya justru akan mengancam keselamatan si pemilik uang.
"Harusnya jangan diposting, ini membahayakan keselamatan pemilik uang," tulis akun Muhammad Ibrahim Ahlul Bait.
Saat dikonfirmasi tribunpontianak.co.id melalui telepon, Juliadi Jer yang bernama asli Juliadi membenarkan bahwa memang warga Kecamatan Kuala Behe, Kabupaten Landak yang beruntung menemukan berlian tersebut.
"Betul, jadi yang di foto itu namanya Sri, dia ndak sendirian, jadi mereka itu ada kelompoknya, cuma yang di foto itu dia sendiri. Saya pun mendapatkan fotonya dari teman," katanya.
Juli menambahkan, berlian itu telah dijual di Jakarta, harganya Rp 5 miliar.
"Infonya setelah dia ini, ada kelompok lain yang juga dapat berlian, kabarnya sih lebih besar dari yang ini, cuma saya ndak tahu juga berapa harga dijualnya," katanya.


http://www.infosawit.com/mobile/index.php/news/detail/r--budi---michael-hartono--dari-tembakau--sampai-sawit

R. BUDI & MICHAEL HARTONO, DARI TEMBAKAU SAMPAI SAWIT
Fokus | 15 January 2015 , 12:49 WIB | Read : 687 | By : Atep Yulianto Irawan

Dua bersaudara Robert Budi Hartono dan Michel Hartono oleh Majalah Forbes Indonesia pada tahun 2014, tercatat sebagai orang terkaya pertama di Indonesia. Robert yang lahir pada tanggal 28 April 1941 di Kota Semarang, bersama kakaknya melanjutkan perusahaan ayahnya bernama Djarum Gramophon atau acap dikenal dengan “Djarum”.

Melalui Djarum Group, dua bersaudara ini melakukan ekspansi bisnis diluar bisnis rokok, salah satunya nyemplung di bisnis perkebunan kelapa sawit. Lewat PT Hartono Plantations Indonesia (HPI Agro), Hartono bersaudara itu kini telah memiliki perkebunan kelapa sawit yang cukup luas.

Berdasarkan penelusuran InfoSAWIT lahan HPI Agro sekitar seluas 85 ribu ha, yang terdiri dari 7 perusahaan perkebunan. Perkebunan kelapa sawit milik Hartono kebanyakan berlokasi di Kalimantan Barat, tepatnya di Kabupaten Pontianak dan Landak.

Pengembangan kebun sawit milik Grup Djarum nampaknya . . .


anthasari

https://news.detik.com/berita/3422386/antasari-merasa-dirinya-dijebak-rani-juliani

Antasari Merasa Dirinya Dijebak Rani Juliani

Jakarta - Nama Antasari Azhar dan Rani Juliani pernah menjadi buah bibir saat kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen terungkap. Antasari merasa dijebak oleh Rani.

"Menurut Anda bagaimana, ya iya," ujar Antasari menjawab pertanyaan apakah Rani menjebak dirinya. Antasari menggelar jumpa pers di kantor sementara Bareskrim di gedung KKP, Jl Medan Merdeka Timur, Selasa (14/2/2017)

Antasari divonis 18 tahun penjara setelah dinyatakan terbukti menjadi otak pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Bantaran, Nasrudin Zulkarnaen. Dalam kasus ini disebutkan bahwa motif pembunuhan tersebut terkait dengan hubungan asmara antara Rani Juliani dan Antasari. Rani diketahui sebagai istri kedua Nasrudin.

Terkait dengan kasus tersebut, Antasari menyebut itu sebagai rekayasa. Menurutnya, ada yang sengaja mengeset kasus tersebut dengan 'bunga-bunga perempuan' di dalamnya.

"Saya kemarin sedang melaksanakan tugas resmi itu, waktu saya jadi Ketua KPK, terus saya digituin, dipenjarain. Dengan skenario macam-macamlah, ada bunga-bunga perempuan segala macam," ujar Antasari.

"Mereka ndak mikir bagaimana sakit hatinya keluarga saya," ujar Antasari

BOMBING IN PATTISIA ATHENA

http://bola.kompas.com/read/2010/03/30/03182586/bom.meledak.di.athena.remaja.afganistan.tewas

Bom Meledak di Athena, Remaja Afganistan Tewas

Athena, Senin - Sebuah bom meledak di satu kawasan permukiman di pusat kota Athena hari Minggu malam. Peristiwa itu menewaskan seorang remaja Afganistan dan mencederai ibu dan adik perempuannya.

Polisi Yunani mengatakan bahwa anak lelaki itu tewas di tempat, sedangkan adiknya yang berusia 10 tahun luka parah dan ibu mereka luka ringan.

Anak perempuan itu dilarikan ke rumah sakit terdekat dengan luka di wajah dan tangannya setelah bom yang diletakkan dalam sebuah tas meledak tanpa peringatan di Distrik Patissia pada pukul 22.50 (Senin pukul 02.50 WIB).

Sebuah pernyataan polisi menyebutkan, keluarga imigran dari Afganistan itu pergi ke distrik tersebut tiap malam untuk mengorek-ngorek tempat sampah.

”Kemungkinan anak lelaki itu menemukan dan membuka tas berisi bom itu,” tambahnya.

”Kami belum mengetahui mengenai motif atau sasaran yang dituju. Yang bisa saya sampaikan, dari apa yang dikatakan ibu itu kepada polisi bahwa korban adalah putranya yang berusia 15 tahun,” kata juru bicara polisi Athanasios Kokalakis.

Polisi antiterorisme Yunani menutup daerah itu selama beberapa jam. Menteri Perlindungan Warga Michalis Chryssochoidis mengecam tindakan ini. ”Pelaku-pelakunya... menganggap kita semua sebagai musuh mereka. Kami akan menemukan mereka segera,” katanya.

Bom itu meledak di luar markas Asosiasi Manajemen Yunani, sebuah organisasi nirlaba swasta, kata Kokalakis. Namun, dia mengatakan tidak jelas apakah ini adalah sasaran yang dituju.

Kelompok sayap kiri radikal dan kelompok anarki kerap melakukan pengeboman di Athena dan kota Salonika di utara, tetapi jarang mencederai orang karena biasanya ada telepon peringatan yang memungkinkan polisi membersihkan daerah itu.

Namun, akhir-akhir ini beberapa kelompok meningkatkan serangan. Pekan lalu tiga bom meledak dengan sasaran kantor sebuah partai ultra kanan, sebuah pusat imigrasi polisi dan rumah seorang pemimpin imigran Pakistan. Kelompok Konspirasi Sel-sel Api mengaku bertanggung jawab. (AFP/AP/Reuters/DI)


BENAKAT ACQUIRED ELNUSA



http://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-1319313/pengendali-benakat-danai-akuisisi-elnusa-rp-894816-m

Pengendali Benakat Danai Akuisisi Elnusa Rp 894,816 M

Jakarta - PT Indotambang Perkasa, pemegang 55,57% saham PT Benakat Petroleum Energy Tbk (BIPI) memberikan pinjaman sebesar Rp 894,816 miliar kepada anak usahanya itu untuk mengakuisisi 37,15% saham PT Elnusa Tbk (ELSA). BIPI menjaminkan 37,15% saham ELSA kepada Indotambang Perkasa.

Demikian disampaikan dalam pengumuman BIPI yang dipublikasikan, Rabu (17\/3\/2010).

Dalam penjelasannya, perseroan mengatakan mekanisme pinjaman diperoleh melalui penerbitan surat sanggup (promisory note) oleh BIPI kepada Indotambang Perkasa. BIPI juga menjaminkan seluruh jumlah saham ELSA yang diakuisisi sebanyak 2.711.565.890 saham kepada Indotambang Perkasa.

Indotambang kemudian mengucurkan pinjaman sebesar Rp 894,816 miliar kepada anak usahanya itu. Seluruh dana tersebut digunakan untuk mengakuisisi 37,15% saham ELSA yang sebelumnya dimiliki oleh PT Tridaya Esta (TDE).

Transaksi pemindahtanganan 37,15% saham ELSA ini telah dilakukan pada 12 Maret 2010 melalui mekanisme transaksi tutup sendiri (crossing) yang difasilitasi oleh broker PT Sinarmas Sekuritas (DH). Harga transaksi dilakukan pada level Rp 330 per saham dengan total nilai Rp 894,816 miliar.

Dengan adanya transaksi ini, maka pemegang saham ELSA saat ini adalah
PT Pertamina sebanyak 3.000.000.00 (41,10%).<\/li>
PT Benakat Petroleum Energy Tbk (BIPI) sebanyak 2.711.565.890 (37,15%).<\/li>
Publik sebanyak 1.586.934.110 (27,74%).<\/li><\/ul>

(dro/qom)

http://m.viva.co.id/berita/bisnis/136464-akuisisi-rampung-saham-elnusa-malah-turun

VIVAnews - Harga saham PT Elnusa Tbk (ELSA) cenderung melemah, meski PT Benakat Petroleum Energy Tbk (BIPI) telah menyelesaikan tahapan pembelian 37,15 persen saham Elnusa milik PT Tri Daya Esta.

Pada transaksi Senin 15 Maret 2010 pukul 10.48 WIB, harga saham Elnusa melemah Rp 5 (1,44 persen) ke posisi Rp 340. Volume transaksi mencapai 18,98 ribu lot senilai Rp 3,26 miliar dengan frekuensi 137 kali.

Saham Elnusa sempat menyentuh level tertinggi Rp 345 dan terendah Rp 340.

Sementara itu, harga saham Benakat stagnan di posisi Rp 260. Volume transaksi tercatat 139,15 ribu lot senilai Rp 18,08 miliar dengan frekuensi 773 kali. Saham Benakat sempat menyentuh level tertinggi Rp 265 dan terendah Rp 255.

Pejabat Sementara Direktur Utama Elnusa Lucy Sycilia dalam penjelasan tertulis yang dipublikasikan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin 15 Maret 2010 mengatakan, Tri Daya sebagai pemegang 2,71 miliar saham perseroan telah menyelesaikan transaksi penjualan saham kepada Benakat.

Penutupan transaksi dilakukan pada Jumat 12 Maret 2010. Pada tahap pertama, saham yang beralih mencapai 1,79 miliar melalui pasar negosiasi BEI. Sedangkan rencana pelaksanaan pengalihan saham tahap berikutnya pada 12 April 2010.

Sebelumnya, Benakat Petroleum Energy menargetkan pengambilalihan 37,15 persen saham Elnusa milik Tri Daya Esta rampung pada akhir Maret 2010.

Benakat mengincar kontribusi sekitar 30 persen dari Elnusa terhadap pendapatan Benakat pada akhir 2010, atau sekitar Rp 510 miliar.

https://en.wikipedia.org/wiki/Banpu

Banpu
From Wikipedia, the free encyclopedia
Banpu Public Company Limited
BANPU logo.png
Type
Public
Traded as SET: BANPU
Industry Energy
Founded May 16, 1983[1]
Headquarters Bangkok, Thailand
Key people
Krirkkrai Jirapate (Chairman of the board)
Products Coal, Electricity
Revenue Decrease US$3 billion (2014)[2]
Net income
Decrease US$76 million (2014)[2]
Total assets DecreaseUS$6.4 billion (2014)[2]
Total equity DecreaseUS$1.9 billion (2014)[2]
Subsidiaries Banpu Power
Website www.banpu.com
Banpu Public Company Limited is a mining and power company in Thailand. It has coal mining operations in Thailand, Indonesia, and China, and coal-fired power generation operations in Thailand and China. Banpu plans also to invest in the Hong Sa lignite mine and power plant project in Laos.[3]

In Thailand, Banpu operates coal mines in Lampang and Phayao Provinces, and has stakes in the BLCP, a 1,434 MW coal-fired power plant at Map Ta Phut, and in RATCH, a 3,645 MW power plant in Ratchaburi Province. It also has five coal mines in Indonesia and two in China.[4] Banpu agreed to buy Centennial Coal Co Ltd for US$2 billion on 5 July 2010.[5]

In 2010 Banpu bought the Australian mining company Centennial Coal which operates five mines in New South Wales (NSW) supplying coal for export and approximately 40 percent of NSW's coal-fired electricity.[6] Centennial Coal has been responsible for more than 900 pollution notices between 2000 and 2013 from the NSW Environment Protection Authority (EPA). In 2015 it was responsible for a major release of coal fines into the Wollangambe River and World Heritage listed areas of the Blue Mountains National Park.[7] Centennial Coal has been dumping mine effluent into the Wollangambe River for approximately 30 years, effectively killing large sections of it.[8] Between 2000-2015, Centennial's Clarence Colliery has been cited for more than 65 non-compliance breaches of its licence.[9] As of 2015, Centennial Coal has applied to extend the Springvale Mine, undermining swamps of "National Environmental Significance"[10] and dumping up to 50 million litres a day of mine effluent into the Coxs River which also flows through the Blue Mountains World Heritage area and into Sydney's drinking water catchments.[11]

Hong Sa Lignite
The Hong Sa Lignite project was founded by and belonged to Thai-Lao Lignite Co., Ltd. (TLL) and Hong Sa Lignite (Lao PDR) Co., Ltd. (HLL) pursuant to a concession from 1992-1994. In 2005, Banpu entered into a joint venture with TLL and HLL to develop the project, but this agreement was terminated in 2006. A UNCITRAL arbitration found that the Lao government illegally terminated TLL's and HLL's concession (awarding it to Banpu) and ordered Laos to pay US$57 million in damages plus interest. Laos is refusing to pay the award despite its clear agreement with TLL and HLL, its government policy for international arbitration, and despite participating fully.



GOODWOOD

https://www.forbes.com/sites/forbesasia/2015/07/22/the-khoo-familys-historic-goodwood-goldmine/#4dd5d17519f3


This story appears in the August 2015 issue of Forbes Asia. Subscribe

By Jane A. Peterson

In a city in a constant state of metamorphosis, Singapore’s five-star Goodwood Park Hotel is an anomaly, standing majestically on 15 acres of prime land just off bustling Orchard Road, the island nation’s epicenter for upmarket shopping.

The Goodwood and its surrounding estate, which includes the four-star York Hotel, would command a stonking price on the market. Ku Swee-yong, CEO at property broker Century 21 Singapore, estimates its worth at more than $2 billion, though any potential buyer would have to retain the hotel’s grand tower facade, which was designated a national monument in 1989.

Click here for more from this issue’s Singapore Richest



 A decade ago Singapore’s Raffles Hotel, another iconic landmark, was sold by the government as part of a $1.75 billion deal, only to end up in possession of Qatar’s sovereign wealth fund. Goodwood, at least, remains in local hands, owned by the low-profile Khoo clan, who say they have no desire to sell their family jewel nor any plan to realize its developmental potential.

 “It is my wish to see its legacy carried on through the years to come,” asserts Mavis Khoo-Oei, daughter of the late Singapore banking tycoon Khoo Teck Puat, who bought the hotel in 1968 from Maybank , which had acquired it five years earlier. It became the flagship of his Goodwood Group of Hotels, which today also includes the Royal Garden Hotel in London.

 Oei, 68, has been Goodwood’s chairman since 2004, approving all major decisions. She joined the hotel in 1965, when it was Maybank-owned, and was promoted to general manager 13 years later at age 32. Her brother, 5 filmmaker Eric Khoo, 50, runs his Zhao Wei Films from a ground floor office suite. Meanwhile, an imposing bust of their late father sits on a pedestal in the grand tower foyer, the first image guests see after ascending the hotel’s prominent red-carpeted staircase.

Built in 1900 by the Teutonia Club for its German expat members, and converted by businessman Manasseh Meyer into a hotel in 1929, Goodwood Park bears a resemblance to Raffles Hotel with a distinctive colonial décor of white plasterwork foliage on a gray background. Both properties were designed by the renowned architect of the day, R.A.J. Bidwell of Swan and Maclaren. Along with the Fullerton Hotel, converted by the Ng family from a former post office building, the three are considered pioneer hotels of the city-state’s tourism industry.

The Khoos have upgraded Goodwood Park ten times since 1968, with the last $8.5 million overhaul done in phases from 2004 to 2008. Ever popular with locals for the elaborate afternoon teas at its L’Espresso cafe, it still doesn’t command the high room rates of the plusher Raffles and Fullerton. Oei insists that she won’t shy away from investing in future upgrades to “keep the hotel relevant with the times, while still retaining the architectural integrity and old-world charm.”--Jane A. Peterson

This story has been updated from the original that appears in the Forbes Asia August 2015 Issue.

wellington koo and mcjannet foundation

http://macjannetfoundation.blogspot.co.id/2015/11/wellington-koo-family-and-macjannet.html


Wellington Koo family and the MacJannet School

 A recent Sunday New York Times (10/4) included a note (Bill Cunningham section) about Mrs. (Juliana) Wellington Koo.  She is 110 years old (not a typo—that is one-hundred and ten years old!).  She is the widow of Wellington Koo, whose 2 sons attended the MacJannet School in Paris. (more at  http://macjannet.org/history/macjannet-story/schoolmaster-of-kings/ ) page 61.

She attended and danced at a birthday party given by her daughter, Genevieve Young (age 85).  250 guests attended the event at the Pierre Hotel.  Juliana Koo plays mah-jongg three times a week with her friends.  She says her motto is, “Every day is a good day”  according to the NYT article.

Wellington Koo  (1888-1985) graduated from Columbia College, Columbia University in 1908.  (more at https://en.wikipedia.org/wiki/Wellington_Koo ). He later served as Prime Minister of China,
Ambassador to France (1936-1940), Ambassador to the Court of St James, and as Ambassador to the United States. He was a member of the Chinese delegation to the Paris Peace Conference negotiations on the Treaty of Versailles, represented China in the League of Nations, was the first person to sign the charter that created the United Nations and he later served on the International Court of Justice at the Hague.

Wellington Koo’s  first marriage lasted only a few years (1908-1911) and his second wife of six years, died in the 1918 Influenza. Wellington Koo married his third wife, Oei Hui-lan (one of 42 children of  the sugar Magnate Oei Tiong Ham), in 1921 and their two sons,  Wellington Jr., and Freeman,  attended the MacJannet School in Paris.   Oei Hui-lan was much admired for her fashion style and wrote several books noted in the above Wikipedia link.

Wellington Koo was about 72 years old when he married  Juliana Koo in 1959.

The photo below includes Freeman Koo and Wellington Koo Jr. seated in the first row, third and fourth from the right. Also in this photo is Prince Philip of Greece future husband of Queen Elizabeth. Philip is in the middle of the second row from the bottom- with blond hair.


gold in sintang west kalimantan

http://www.harapanrakyatonline.com/2016/07/perusahaan-tambang-diduga-langgar-uu-no.html

Perusahaan Tambang Diduga Langgar UU No 4/2009: Ambil Zircon Atau Emas?


SINTANG, HR – Dengan bertopengkan pertambangan zircon PT Karya Putra Mandiri Mineral (KPMM) yang beroperasi di Kecamatan Tempunak, tepatnya di perbatasan antara Desa Tempunak Kapuas dan Desa Nanga Tempunak, sudah beraktivas selama empat tahun.

Adapun riak-riak protes masyarakat seperti pemagaran akses jalan PT KPMM, pihak perusahaan dengan jurus-jurus jitunya menjanjikan yang muluk-muluk ke masyarakat, seperti membangun gereja, membuat sumur air bersih, membangun jalan, membangun stelher, dan lainnya. Apa boleh dikata, janji hanya tinggal janji.

Akibat janji muluk-muluk, 7 Desembar 2013, masyarakat memagar akses jalan menuju lokasi pertambangan dengan menggantungkan tempayan diatas pagar yang menandakan masyarakat sudah mulai berang dengan perusahaan. Kemudian, 20 Desember 2013, pemagaran dibuka dengan mengadakan ritual adat dayak setempat dengan syarat pihak perusahaan menepati janjinya. Namun apa yang terjadi, perusahaan tetap ingkar janji. Sehingga dalam sebulan terakhir terjadi 2 kali pemagaran yang belum bisa diselesaikan.

Jurus yang paling jitu disampaikan pihak perusahaan kepada masyarakat adalah perusahaan tersebut hanya mengambil zircon dan masih ditimbun serta belum dijual.

Lalu, bagaimana dengan emas menyatu di dalam zircon tersebut? Dikemanakan? Apakah dibuang begitu saja? Sementara dari sisi harga, emas lebih berharga daripada zircon.

Nah, boleh dibayangkan dengan akal sehat selama empat tahun sudah berapa ton emas ataupun hasil perut bumi lainnya yang disedot dari lokasi tersebut? Ada zat berharga

yang diduga kuat ikut disedot dari lokasi ini yakni bauksit dan uranium.

Dugaan ini sangat masuk akal, pihak perusahaan beberapa hari lalu kembali mendatangkan alat-alat yang serba canggih. Kalau memang benar pihak perusahaan hanya mengambil zircon, apakah tidak merugi sementara alat yang didatangkan dari Tiongkok, tergolong super canggih dan tenaga kerja dari Tiongkok yang tidak bisa berbahasa Indonesia dan bahasa inggris.

Sangat tidak masuk akal dana yang dikeluarkan cukup besar dan zircon masih di timbun ribuan ton belum terjual selama empat tahun, perusahaan tidak merugi justru mendatangkan peralatan yang lebih banyak lagi.

Ironisnya, pejabat Kab Sintang terkesan membiarkan aktivitas perusahaan itu, dan diduga pejabat Sintang banyak yang terlibat dalam kasus ini, begitu juga aparat hukum sudah dua kali pergantian Kapolda dan dua kali pergantian Kapolres, perusahaan ini berjalan lancar-lancar saja meskipun beberapa tahun lalu gencar diberitakan di media local, namun sepertinya terjadi pembiaran, ada apa gerangan?

Dampak Lingkungan
Di sisi lain, perusahaan tambang itu membawa dampak lingkungan yang sangat parah. Warga sekitar mulai terserang penyakit pernafasan akibat mengkomsumsi air limbah pertambangan yang sudah tercemar.

Tokoh masyarakat Kec Tempunak, IL, mengharapkan perusahaan ini segera ditutup dan berharap kepada Presiden Joko Widodo segera perintahkan Kapolri Tito Karnavian untuk menangkapi oknum pelaku yang terlibat dalam hal ini.

Ditambahkannya, akibat limbah yang ditimbulkan pertambangan ini sangat berdampak kepada kehidupan masyarakat Tempunak, baik itu dampak air bersih, dampak sosial, dampak kerusakan lingkungan hidup, ekosistim air dan darat.

Dampak utama saat ini yang dirasakan masyarakat adalah timbulnya banyak penyakit gatal-gatal, gangguan pernapasan akibat mengkomsumsi air yang sudah bercampur dengan air limbah tambang.
“Dapat dibayangkan apabila perusahaan ini masih beroperasi, sepanjang Sungai Kapuas bisa tercemari. Di sisi lain instansi-instansi di Kabupaten Sintang yang ikut berperan dengan masalah ini harus segera ditangkap kalau memang terbukti terlibat,” harap IL dengan lantang.

gold in seluma

http://bengkuluekspress.com/penelitian-emas-terhenti/

Penelitian Emas Terhenti

SEMIDANG ALAS, BE– Penyelidikan kandungan emas di kawasan hutan di Kecamatan Semidang Alas (SA) saat ini terhenti. Pasalnya, PT Perisai Prima Utama yang sebelumnya melakukan penyelidikan sudah tidak melaporkan hasil penyelidikan secara berkala.

Padahal seharusnya setiap empat bulan sekali harus dilaporkan perkembangan mengenai kandungan emasnya. Berkaitan bisa dilakukan penambangan (eksploitasi) atau bisa sebatas pengembangan (eksplorasi).
“Kalau untuk kandungan emasnya memang ada, hanya saja saat ini penelitian lanjutannya belum ada.

Apakah sudah bisa digali atau belum,”
ujar Kadis Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Seluma Drs Rusdi Arifin melalui Kabid Pertambangan Umum Riduan, SE.
Dijelaskan jika sebelumnya sudah pernah dilakukan penelitian mengenai kandungan emas di wilayah itu. Serta hasilnya diketahui lahan seluas 3.000 hektar mengandung emas.

Hanya saja masih perlu dilakukan penelitian lebih jauh, apakah kandungan emas tersebut sudah bisa digali atau harus menunggu beberapa waktu lagi. Namun Dinas ESDM masih menunggu laporan penyelidikan dari PT Perisai Prima Utama. Jika memang PT Perisai Prima Utama menghentikan penyelidikannya.

Dinas ESDM akan mencari perushaan baru yang bisa melakukan penyelidikan sekaligus berinvestasi untuk menggali tambang emas yang ada di kawasan tersebut.”Jika tambang emas di kawasan ini berhasil digali, diharapkan bisa memajukan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya serta di Seluma. Karena jelas akan membutuhkan tenaga kerja untuk melakukan penambangan,” terangnya.

Dikarenakan belum ada perusahaan pertambangan yang menanamkan investasinya di Kabupaten Seluma. Sehingga masih perusahaan lama yang masa izin operasinya belum berakhir dan masih melakukan penambangan. Seperti PT Bara Indah Lestari (BIL) dan beberapa perusahaa lainnya.(333)



http://regional.liputan6.com/read/2612308/wow-emas-di-bengkulu-lebih-banyak-dari-freeport

Wow, Emas di Bengkulu Lebih Banyak dari Freeport?


Liputan6.com, Bengkulu - Provinsi Bengkulu khususnya di Kabupaten Seluma ternyata menyimpan potensi kandungan emas yang luar biasa. Hasil survei awal tim ahli geologi berbendera Berick dari Inggris menunjukkan potensi kandungan emas melebihi satu juta ounces. Dalam hitungan kasar, satu ounces setara dengan 280 gram.

Sekretaris Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bengkulu, Oktaviano, menyatakan, perkiraan potensi itu berdasarkan hasil survei di luar kawasan hutan lindung yang berbatasan dengan Taman Nasional Bukit Barisan saja.

"Di luar kawasan atau di beberapa desa saja, potensi sudah di atas satu juta onzis. Kandungan terbesarnya ada di dalam kawasan, bisa jadi angka itu lebih banyak 10 hingga 20 kali lipat dari hasil survei awal," ujar Oktaviano di Bengkulu, beberapa hari lalu.

Seiring besarnya potensi ini, sangat dimungkinkan jumlah kandungan emas di Seluma lebih banyak dari kandungan emas yang dikelola oleh PT Freeport di Papua. Sebab luasan wilayah yang bisa dijangkau jika dilakukan eksploitasi mencapai 90 ribu hektare.


Saat ini sudah ada dua perusahaan yang mengajukan permohonan izin eksplorasi ke Dinas ESDM Bengkulu yaitu PT Energi Swa Dinamika Muda dan PT Prima Persada Utama. Salah satu perusahaan itu malah mengajukan izin eksplorasi di lintas provinsi, sebab peta wilayah yang diajukan, termasuk kawasan hutan yang berada di Kabupaten Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan.

Pihak ESDM Bengkulu segera mengeluarkan surat rekomendasi awal untuk eksplorasi di luar kawasan Taman Nasional. Untuk di dalam kawasan, mereka masih menunggu rekomendasi pinjam pakai lahan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Waktu yang diberikan untuk menyelesaikan rekomendasi ini selama enam bulan terhitung September 2016.

"Jika dalam enam bulan rekomendasi itu tidak ada, maka surat persetujuan eksplorasi awal akan kami tinjau kembali," lanjutnya.

Saat ini di kawasan yang memiliki potensi kandungan emas di Kabupaten Seluma, khususnya di Desa Hulu Alas dan Semidang Alas Maras, sudah mulai dimasuki para penambang emas liar. Para Penambang Emas Tanpa Izin (PETI) itu akan segera ditertibkan. Sebab selain melakukan aktivitas liar, mereka juga dikhawatirkan tidak bisa menjaga keseimbangan lingkungan dan mengancam ekosistem yang ada.

Oktaviano mengatakan pihaknya juga akan membuat zonasi kawasan atau membuat pemetaan berdasarkan daerah potensi. Jika perizinan tambang diberikan kepada perusahaan besar, maka penambang lokal atau tradisional juga akan diberikan ruang untuk beraktivitas. Tujuannya untuk membangkitkan perekonomian masyarakat sekitar kawasan.

"Kami akan petakan, juga akan buat perjanjian ketat terkait rekrutmen tenaga kerja, masyarakat lokal harus diberi peluang untuk direkrut sebagai pekerja di sana," kata Oktaviano.








OEI TJONG BO AKA HARVEY OEI AKA UTHAI AYUDVONGSE

https://www.pressreader.com/thailand/thai-american-business-t-ab-magazine/20170118/281848643309015


In Memoriam: Uthai Ayudvongse ( Dr. Hervey Oei)

Thai-American Business (T-AB) Magazine18 Jan 2017

Uthai Ayudvongse ( also known as Dr. Hervey Oei) passed away peacefully on November 5 at the age of 94.
Khun Uthai was born on January 22, 1922 in Singapore. He attended the Lyceum Alpinum Zuoz and also obtained his PHD in political economy in Switzerland.

As the Managing Director of the Kian Gwan Public Company Ltd., Khun Uthai was one of the original founding members of AMCHAM in 1956 and was the last living member of the 32 individuals who were on the Chamber’s membership list that year. He was a continuous member of the Chamber for 60 years. AMCHAM maintained the Chamber office in the Kian Gwan building located on the corner of Wireless and Sarasin Road from 1973 until 2005.

We would like to extend our deepest condolences to Khun Uthai’s family, friends, business associates, and all those who knew him. He will be missed.


SILK AIR

http://jawawa.id/index.php/newsitem/plane-crash-an-international-tragedy-1447893297

Sun, 21 Dec 1997

JP/Plane crash an international tragedy
From: The Jakarta Post


Plane crash an international tragedy

JAKARTA (JP): A former Singaporean model and her American boyfriend, an Indonesian journalist, a businesswoman returning to her family, an athlete, and a family traveling home after visiting a convalescing relative, were among those on the fateful SilkAir flight.

The stories of those on board is not just an Indonesian tragedy, but an international one because people from 13 nationalities were on board.

Former top Singaporean model Bonny Hicks, who moved to Jakarta in 1992, was on the plane with her longtime boyfriend Richard Dalrymple, better known as Randy, for a long Christmas vacation which would eventually take them to the United States.

After a successful modeling career, Hicks wrote a candid autobiography in 1990, Excuse Me, Are You A Model?

She was due to celebrate her 30th birthday on Jan. 5.

Friends of Hicks said she set up a creative agency here and was living with Dalrymple, an architect, in Simprug, South Jakarta.

Journalist Elly W. Sundari, 40, was on her way to Japan for a three-month study on fashion.

Her father, Atang Hidayat, admitted that he had ill-feelings which he could not shake off before his daughter's departure.

"I felt uneasy for several days before she left because she was wearing a lot of black dresses. She had also told her mother to donate her clothes to charity," Atang said yesterday at Soekarno-Hatta International Airport before boarding a flight to Palembang.

Elly is survived by her 15-year-old son Jimmy Risyandi.

Disbelief was still in the minds of many who knew her.

"We just ignored it when TVRI first broke the news about the crash. I then ask one of my friends what plane mbak Elly took," said fellow journalist Tambrani, who worked with Elly.

Tambrani said everyone burst into tears when they realized Elly was on board.

She had worked for Bisnis Indonesia for 11 years, starting out as a photographer.

Elly's pictures now hang on the wall of the Bisnis Indonesia editorial office above a mound of flowers.

American Suzan Picariello boarded flight MI-185 on her way home to her husband, Brian McNelis, and 2-year-old son.

Picariello was head of consumer services and area general manager for Asia and Southeast Asia at American Express Bank.

Winny Soendaroe, American Express Bank's public affairs and communication manager, said that Picariello had worked for the company for 25 years.

Winny said Picariello had previously been posted in Hong Kong before her current assignment in Singapore.

"Everyone here at Amex knew her. She came to Jakarta almost every week. She'd arrive Friday morning and return in the afternoon after a meeting with me and Bill Pardos, one of the Amex VPs," Winnie told The Jakarta Post yesterday.

"We keep praying that she wasn't on that flight. We haven't heard any news," Winnie said, but adding that she was booked on flight MI-185.

Ali Simon, a relative of passenger Tjiu Tjong Tjoan, tried to remain composed in his grief as he summoned the courage to inform the 42-year-old's wife about the crash.

Ali said here yesterday he was trying to muster the strength to notify Tjiu's wife in Bandung, West Java. "We are still discussing the best possible way to tell her."

Tjiu was an automotive spare parts dealer in Bandung. He was on a business trip to Singapore.

Singaporean Oey Siok Lian, 47, her husband Koh Peng Yam, 48, and 14-year-old daughter Xu Chue Fern were traveling back to Singapore after visiting Oey's brother, Wijanarko, who had just recovered from an illness.

"Oey and her family usually stay at my house in Tebet for about a month," said Nina, Oey's sister-in-law.

Oey shortened her visit to a week because her daughter had to attend a school Christmas celebration.

With no news of survivors as of yesterday afternoon, retired Singaporean Franky was facing up to the fact that he might have lost his brother, Taiwanese Wang Li Ming.

"He was acting very normal before he left," Franky told the Post before departing for Palembang yesterday afternoon.

Franky said he was joking around with his brother on Friday afternoon.

Franky, who often commutes between Jakarta and Singapore, said Wang came to Jakarta to visit him because they had not met for a quite long time.

Another of those on the flight was national shooting athlete Herman Anggoro.

Herman, 36, was known as the nation's shooter in the top reaction pistol category.

In Singapore, Karim Rahman, 51, waited for word on his Malaysian son-in-law Abdul Shukor Abdul Aziz, 35, who was on the flight for a monthly visit to his wife and four children. Abdul Aziz worked in Jakarta as an assistant manager at an electronics firm, AFP reported from Singapore.

"He was supposed to be back last week but had to cancel due to work commitments. It's so unfortunate because he was to celebrate his ninth wedding anniversary on the 31st of December," he added.

"I had to break the news to my daughter," Karim told Singapore's The New Paper, his body shaking with grief.

"Every month, when he comes home, his wife prepares dinner for him. She did the same thing this time. But she waited and waited ..."

Another relative waiting for news in Singapore was Amy Teo, a 47-year-old finance manager whose brother-in-law Tan Chin Heng, 50, was on the flight for a weekend visit from his job with a computer company in Jakarta, AP reported.

"My sister is very distraught and she is imagining all kinds of scenarios. I am trying to comfort her, that he is still alive, but she is saying the area is very swampy, what if he is attacked by crocodiles?" Teo said.

George Joseph was at a party when his wife called to say that his younger brother Joseph, a father of three, was on the flight. "The news is just devastating," George Joseph said. "I rushed immediately to the airport." (10/icn/jun/emb/mds)



MARTABE GOLD MINING

http://sumutpos.co/2017/05/22/pn-padangsidimpuan-tolak-gugatan-keluarga-pulungan/

PN Padangsidimpuan Tolak Gugatan Keluarga Pulungan


Dipublikasikan pada: May 22, 2017 Dibaca: 280 kali.

BATANGTORU, SUMUTPOS.CO –  PT Agincourt Resources selaku pengelola Tambang Emas Martabe menyambut baik putusan Pengadilan Negeri Padangsidimpuan yang menolak gugatan perdata dari para keturunan Raja Mandongung Pulungan (Alm). Dalam persidangan  yang digelar pada Selasa, 2 Mei 2017 Majelis Hakim yang dipimpin Anggreana Elisabeth Roria Sormin, S.H menjatuhkan putusan untuk menolak seluruh gugatan perdata yang diajukan penggugat.


Dalam amar putusannya, Majelis Hakim menyatakan untuk pokok perkara gugatan perdata atas tanah yang diajukan penggugat, yakni keluarga Pulungan, Majelis Hakim menolak seluruh gugatan penggugat karena semuanya dianggap tidak mendasar dan semua bukti yang diajukan penggugat tidak bisa divalidasi sebagai kepemilikan resmi atas tanah tersebut.

Contohnya Bukti Nomor P-1 Bewijs Van Erkening No.27, Surat berbahasa Belanda yang dikeluarkan Resident Tapanoeli pada 3 September 1931 serta Bukti Nomor P-5 yang merupakan terjemahan dari Bukti P-1, kedua bukti ini dapat dikatakan merupakan bukti utama yang diandalkan oleh Pihak Pengguat, yang mana dalam gugatan Penggugat menjelaskan bahwa Bukti P-1 ini merupakan bukti kepemilikan tanah yang sah yang diberikan oleh pemerintah Belanda.

Dalam amar pertimbangannya, Majelis Hakim setelah memeriksa bukti P-1 ditambah dengan fakta yang disebutkan dalam terjemahan surat Belanda tersebut sebagaimana termaktub dalam bukti P-5, Majelis Hakim memutuskan untuk menolak seluruh bukti tersebut dikarenakan bukti tersebut hanya menjelaskan bahwa Pemerintah Hindia Belanda pernah mengangkat (Alm) Mandongung Pulungan sebagai kepala Kuriah, tanpa menjelaskan dan/atau menyatakan lebih lanjut mengenai hak atas tanah dari Penggugat.

Majelis Hakim lebih lanjut mempertimbangkan bahwa PT Agincourt Resources telah mengajukan bantahan atas semua bukti maupun pernyataan saksi yang diajukan penggugat dengan mengeluarkan bukti hukum yang sah atas proses pembebasan lahan dan pembayaran kompensasi kepada para pemilik lahan. PT Agincourt Resources juga menghadirkan saksi ahli utama yang merupakan Kepala Biro Bantuan Hukum dan Hubungan Masyarakat pada Badan Pertanahan Nasional yang memiliki kapabilitas dan kapasitas untuk memberikan penjelasan terkait  dengan pengetahuan akan hak-hak atas tanah dan/atau kepemilikan tanah berdasarkan hukum dan perundangan yang berlaku  di Indonesia.

Sehubungan dengan gugatan provisi dari pihak penggugat yang meminta kepada Majelis Hakim agar memerintahkan PT Agincourt Resources untuk menghentikan sementara seluruh kegiatan penambangan dan meletakan sita jaminan atas pabrik (processing plant), Majelis Hakim beranggapan bahwa gugatan provisi penggugat tidak berdasar dan oleh karenanya harus ditolak secara keseluruhan.


Kuasa Hukum PT Agincourt Resources, Sangti Nainggolan dari Marx & Co Law Firm menyatakan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, Majelis Hakim akhirnya memutuskan untuk menolak seluruh gugatan yang diajukan pihak penggugat. “Ini berarti bahwa pengadilan secara sah memastikan bahwa PT Agincourt Resources memiliki hak secara hukum untuk menggunakan dan/atau menguasai lahan untuk operasionalnya,” kata Sangti.


Sangti menambahkan, hasil terjemahan dari surat Bewijs Van Erkening No. 27 yang diklaim oleh Penggugat sebagai alas hak atas 3000 Hektare, hanya menjelaskan proses penunjukan Mandongung Pulungan sebagai Kepala Kuriah atau Kepala Desa, dan tidak menjelaskan sedikitpun tentang Hak Kepemilikan atas tanah.

Sangti menjelaskan, tanah yang disengketakan tersebut berada di dalam wilayah konsesi Kontrak Karya milik PT Agincourt Resources dan pihak perusahan telah melakukan proses penggantian hak atas tanah untuk setiap tanah yang dibebaskan dan selanjutnya dikuasai sejak tahun 2008.

Pada saat pelaksanaan pembebasan tanah tersebut telah dibentuk Tim Fasilitasi Pembebasan Tanah secara Independen oleh Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan. Tim Fasilitasi tersebut terdiri dari Bupati Tapanuli Selatan, Dandim 0212/TS, Kapolres Tapanuli Selatan, Kepala Kejaksaan Negeri Padang Sidimpuan, Ketua Pengadilan Negeri Padang Sidimpuan serta Ketua DPRD Tapanuli Selatan. Di samping itu sejumlah Dinas instansi terkait dari Pemerintah Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan, mulai dari Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Tapanuli Selatan, Kepala Bagian Pertanahan, Kantor Pertanahan Tapanuli Selatan, Camat Batang Toru dan Kepala Desa Napa, juga terlibat dalam tim ini. Sementara itu pihak Penggugat sendiri tidak pernah mengikuti proses pembebasan tanah yang dilakukan oleh PT Agincourt Resources pada tahun 2008 hingga 2010.

Tambang Emas Martabe memperoleh gugatan perdata dari para keturunan Raja Mandongun Pulungan (Alm), yakni Berlian Pulungan, Seriya Pulungan, Megawati Pulungan dan Hamdan Pulungan (Alm) melalui kuasa hukumnya Kamaluddin, SH & Associates Law Office  di Pengadilan Negeri Padangsidimpuan, Tapanuli Selatan dengan nomor registrasi perkara 22/PDT.G/2016/PN.PSP pada tanggal 16 Mei 2016.

Dalam gugatannya, pihak Penggugat mengklaim memiliki harta peninggalan berupa sebidang tanah seluas 3000 hektare, yang terletak di Desa Napa, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan yang saat ini menjadi bagian dari lahan pertambangan PT Agincourt Resources. Keluarga Pulungan mengklaim bahwa tanah tersebut merupakan tanah Loehat atau tanah yang dimiliki secara turun temurun dalam satu garis keturunan, yang dikuasai oleh Raja Mandongung Pulungan sejak tahun 1931 yang diberikan oleh Belanda atas nama Resident Tapanoeli berdasarkan Bewijs Van Erkening No. 27 yang dikeluarkan oleh Residen Tapanoeli pada tanggal 3 September 1931.

Adapun batas – batas tanah yang disengketakan tersebut menurut penggugat adalah sebelah utara dengan hutan lindung. Sebelah selatan dengan area penggunaan lain (APL) yang digarap oleh masyarakat. Sebelah barat dengan APL yang digarap oleh masyarakat. Sementara sebelah timur dengan kawasan hutan lindung dan sebagian digarap oleh masyarakat. Dari total 3000 Hektare, 500 hektare dari tanah yang disengketakan  berada di APL yang dikuasai dan dijadikan operasional pertambangan oleh PT Agincourt Resources. Atas hal tersebut di atas, para penggugat meminta ganti rugi sebesar Rp.150.000.000.000 (seratus lima puluh miliar rupiah) dengan perhitungan 1 hektare seharga Rp.300.000.000 (tiga ratus juta rupiah). (rel/mea)

Liliane Bettencourt and alzheimer

https://www.forbes.com/sites/zinamoukheiber/2011/10/18/loreal-heiress-liliane-bettencourt-is-a-tragic-example-of-how-alzheimers-impairs-financial-judgment/

OCT 18, 2011 @ 04:44 PM 2,541 Free Webcast: Generate Income in Retirement


L'Oreal Heiress Liliane Bettencourt Is A Tragic Example Of How Alzheimer's Impairs Financial Judgment


On October 17, a French judge placed the nearly 90-year-old Liliane Bettencourt, a billionaire, under the guardianship of her grandson. The ruling was the culmination of a long battle with her only child Françoise Bettencourt-Meyers who first sought to put the brakes on her mother’s over-the-top largesse toward celebrity photographer François-Marie Banier four years ago. Bettencourt was enthralled with Banier, bestowing upon him a total $1.3 billion in cash and gifts. A subsequent reconciliation between mother and daughter was short-lived, when Bettencourt-Meyers discovered that her mother’s lawyer and guardian got her to invest some $200 million in an online gambling company that belonged to one of his clients.

Weighing heavily in the judge’s ruling was the fact that a neurologist and a psychologist who had tested Bettencourt, had declared that she flunked cognitive tests. Those tests, however flawed, are given to patients suspected of dementia. Alzheimer’s is the most common form of dementia, and short of an autopsy, there’s still no other way of diagnosing it. According to the French daily Le Monde, the specialists concurred that Bettencourt is at a moderately severe stage of Alzheimer’s. What’s interesting is the medical term “anosognosie” they also used to describe Bettencourt's condition. It’s when a patient is completely unaware of his sickness, and in fact denies it.

For every Pat Summitt, the University of Tennessee Lady Vols coach who recently announced she had early onset Alzheimer's, there's probably a patient who rejects the prognosis, and insists on carrying on as usual. That includes a refusal to relinquish control over finances—a potential blow to their self-esteem and sense of power. But poor judgment over money matters--such as investing $200 million in a company at the alleged behest of a guardian with potential conflicts, is one of the symptoms of Alzheimer’s. It might take a painful financial loss for family members to realize that.


Bettencourt’s offspring will remain very wealthy; their fortune is tied to the success of L’Oreal. Bettencourt, who’s worth more than $20 billion, inherited her money from her father Eugene Schueller, the founder of the cosmetics giant. She had already agreed to turn over her 30% stake to her daughter.


riot in libya on 21 02 2011 rose oil price

http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2011/02/110221_libyaoilprice.shtml

Gejolak Libia naikkan harga minyak dunia

22 Februari 2011

Akibat meluasnya kerusuhan Libya, perusahaan Eropa ungsikan stafnya
Harga minyak mentah dunia meningkat sebagai tanggapan terhadap pergolakan di Libia.
Minyak mentah jenis Brent melonjak 1,7% dalam perdagangan hari Senin (21/02/2011) menjadi US$104,25 per barel. Harga ini merupakan yang tertinggi sejak krisis keuangan tahun 2008.

Sementara itu beberapa perusahaan energi Eropa memindahkan stafnya dari Libia yang merupakan produsen besar minyak dan gas untuk pasar Eropa

Harga saham perusahaan Italia ENI yang aktif di Libia turun 4,4%.
Perusahaan Italia itu mengatakan operasinya di Libia tidak terganggu insiden kekerasan.
Italia membeli sepertiga minyak dan gas dari Libia sehingga menjadi konsumen terbesar sejauh ini.
Menurut pengamat, ENI telah membeli gas dari Libia selama berpuluh tahun dan merupakan pusat kedekatan hubungan politik diantara kedua negara.

Pada tahun 2008-2009, pemerintah Libia mempertimbangkan untuk membeli sampai 10% saham ENI meskipun rencana investasi ini tidak berlanjut.

Sekitar 13% pemasukan ENI berasal dari Libia dan 30% dari Afrika Utara. Oleh karena itu perusahaan Italia ini sangat rawan terhadap gejolak kawasan.

Meskipun adanya keprihatinan itu, perusahaan ini masih memfokuskan kepada dampak jangka pendek kerusuhan.
Pengamat mengatakan muncul pula kekhawatiran aset-aset ENI di Libia serta perusahaan asing lainnya dinasionalisasi.
Sementara itu saham perusahaan Austria OMV yang juga aktif di Libya turun 5% hari Senin.
OMC bersama Royal Dutch Shell dan perusahaan Statoil dari Norwegia mengatakan sedang menyiapkan pemindahan stafnya.
BP juga berniat mengungsikan sekitar 140 pekerjanya dari Libya

NAT AND BELFER CENTER

https://www.belfercenter.org/person/nathaniel-rothschild

Biography

Nathaniel Rothschild is a co-founder and non-executive director of Genel Energy plc, the largest oil producer in the Kurdistan Region of Iraq and among the top two independent London-listed E&P companies.  Mr. Rothschild holds the position of executive chairman and CEO of Volex Plc, a leading global supplier of power and data cabling solutions and is a former director of Barrick Gold Corporation, the world’s largest gold company.


Mr. Rothschild is a member of the Belfer Center's International Council at the John F. Kennedy School of Government at Harvard University.  He holds an MA in History from Oxford University and an MSc in Addiction Studies from King’s College London.

Last Updated: Jan 6, 2017, 12:57pm

http://www.independent.co.uk/news/business/news/nat-rothschild-s-bust-up-with-wealthy-bakrie-family-turns-into-twitter-storm-9215645.html


Nat Rothschild’s bust-up with wealthy Bakrie family turns into Twitter storm
Financier thanks Indonesian businessman for 'buying back a worthless pile of turd' after his family reaquired their stake in the mining firm Bumi

Ian Johnston @montaukian Wednesday 26 March 2014 00:25 GMT


You know a divorce is getting messy when one side descends to accusations  such as “your dad is an evil genius” and references to a “pile of turd”.

But when corporations split, titans of global industry are usually careful to wash their dirty linen in private.

So it was a surprise when the financier Nat Rothschild and a prominent Indonesian businessman, Aga Bakrie, engaged in a spectacular and very public bust-up on Twitter.

Yesterday saw the wealthy Bakrie family agree a deal to cut ties with London-based investors and buy back their stake in the mining firm Bumi.

Mr Rothschild, 42, who had helped to broker investments in the firm, then tweeted: “@agabakrie7 thanks for buying back a worthless pile of turd. I look forward to watching Bumi TBK trading to zero.”

He then told Mr Bakrie: “Whilst your dad is an evil genius (yes I’m paying Nirwan a compliment), the word on the street is that you are extremely DUMB!”

“Haha... ‘Dumb’ I believe that’s the word that has been associated with you by most of the people that i have met,” was Mr Bakrie’s best attempt at a comeback.

Mr Rothschild demanded to know why several Bakrie family firms were “trading at zero”. But Mr Bakrie replied: “Since they are all public company listed in Indonesian exchange, please buy 1 shares and address all question to management.”

He celebrated the return of Bumi to Indonesia, saying: “Protect Country resources from imperialist. Good  bye London... It was a bittersweet experience.”

That provoked Mr Rothschild to further fury. “What about protect minority shareholders from Bakrie? Why is investing 1.2b [dollar] into Indo bad for Indonesia you dumb schmuck?!”

“Indonesia is an amazing investment haven... only bad when a minority try to take control by dirty trick,” Mr Bakrie responded.

“No family has done more to blacken Indonesia’s investment climate than yours,” Mr Rothschild hit back.

However, Mr Bakrie attempted to rise above the acrimony, tweeting: “Congrats on the separation, all the best for you. As we Indonesian say selamat malam pak [“good evening sir”] Nat.”