Jumat 07 Oct 2016, 16:07 WIB
RNI, Pertamina, dan Toyota Kembangkan Rumput Gajah Jadi Biofuel
Jakarta - Dua BUMN, yaitu PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan PT Pertamina (Persero), bersama Toyota Motor Corporation mengembangkan biomassa napier grass atau rumput gajah sebagai bahan baku biofuel.
Pemanfaatan rumput gajah itu tidak terlepas dari kandungan biomassa yang tinggi, sehingga cocok digunakan sebagai salah satu bahan pembuat biofuel.
Pengembangan biofuel ini ditandai dengan Panen Perdana Rumput Gajah, di Majalengka, Jawa Barat kemarin. Acara panen perdana itu juga turut dihadiri Direktur Pengembangan Usaha dan Investasi RNI Agung P. Murdanoto bersama Vice President Pertamina M. Taufik Afianto, Perwakilan PT Toyota Motor Corporation Takahashi Kazushi, Direktur Produksi PT PG Rajawali II Bambang Eka Darutama, dan Direktur Keuangan PT PG Rajawali II Heru Mulyono.
Sebagai BUMN dengan bisnis inti agro industri, PT RNI berupaya berperan aktif dalam pengembangan energi terbarukan yang berbasis perkebunan, salah satunya melalui pemanfaatan biomassa yang dihasilkan dari rumput gajah menjadi biofuel," kata Direktur Utama RNI, Didik Prasetyo, dalam keterangannya, Jumat (7/9/2016).
Didik mengatakan, sejak 2015 Pusat Penelitian Agro milik PT PG Rajawali II Cirebon telah menyiapkan lahan seluas 7 ha di HGU PG Jatitujuh, Majalengka, untuk keperluan riset pengembangan tanaman yang berpotensi sebagai sumber energi. Pemanfaatan rumput gajah itu sendiri tidak terlepas dari kandungan biomassa yang tinggi sehingga cocok digunakan sebagai salah satu bahan pembuat biofuel.
"Iklim di Indonesia sangat mendukung pengembangan rumput gajah. Selama ini rumput gajah belum banyak dimanfaatkan selain sebagai makanan ternak, bahkan terkadang dibiarkan tumbuh secara liar, padahal kandungan biomassanya cukup baik untuk dijadikan sumber energi terbarukan," kata Didik.
Agar pengembangan biofuel ini berkelanjutan, baik dari sisi pasokan bahan baku, riset, pengembangan, dan kebermanfaatan digagas kerja sama kemitraan strategis antara RNI, Pertamina, dan Toyota Motor Corporation.
"Untuk pemanfaatannya, RNI menjalin sinergi BUMN dengan Pertamina, yang pasti, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, sumber energi terbarukan dari jenis biomassa diarahkan untuk ketenagalistrikan dan transportasi," tambah Didik.
Pemerintah Indonesia memang terus menggenjot kebijakan peningkatan subtitusi biofuel ke dalam BBM untuk menekan tingginya angka impor BBM, yang pada tahun ini mencapai 8 juta barel per bulan. Dengan subtitusi penggunaan bahan bakar terbarukan, diharapkan terjadi penghematan devisa serta mendukung clean energy.
Sasaran kebijakan energi terbarukan khususnya biomassa, seperti yang dicanangkan dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor: 12 Tahun 2015, tentang Kebijakan Energi Nasional adalah mewujudkan bauran energi untuk energi baru dan terbarukan terhadap konsumsi energi nasional Iebih dari 23% (dua puluh tiga persen) pada tahun 2025.
"Ke depannya tidak menutup kemungkinan RNI akan menjajaki pemanfaatan sumber energi terbarukan lainnya mengingat potensi limbah biomass yang dihasilkan dalam proses produksi di perkebunan dan pabrik-pabrik RNI Group cukup besar," kata Didik. (wdl/wdl)
No comments:
Post a Comment